10/25/2008

Lingkungan Sekolah


Estetika lingkungan Sekolah

Pendahuluan.
Istilah estetika terkait erat dengan kaidah bentuk fisik yang baik, layak dan memberikan manfaat bagi pihak yang mengamati. Dalam ilmu filsasat Estetika diartikan sebagai sesuatu yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah dalam alam ataupun seni. Estetika berasal dari kata Yunani “Aisthetika” yang berarti hal hal yang dapat diserap oleh panca indra.
Suatu Estetika dalam lingkungan adalah keadaan dimana suatu bentuk penilaian yang diberikan kepada lingkungan berkaitan dengan kebersihan, keteraturan, keindahan, ataupun keasrian. Kondisi lingkungan dengan keadaan estetika yang baik mampu memberikan suatu dorongan kehendak positif dari pemakai ataupun orang yang berada dilingkungan tersebut. Unsur pembentukan estetika Lingkungan dapat dikelompokkan kedalam bagian2:
• Pertamanan Lingkungan.
• Kebersihan lingkungan.
• Pengaturan tataletak lingkungan/keasrian lingkungan.
Dalam kaitan bahasan di Topik ini, pembentukan Estetika dilingkup sekolah memiliki komponen2 yang sama, oleh karena itu konsep ini dapat diadopsi kedalam istilah pembentukan Estetika Lingkungan di Sekolah. Bagaimana peran estetika lingkungan sekolah terhadap proses pembelajaran? Pada topik yang lalu kesatu terdapat beberapa pendapat yang mengatakan kuatnya pengaruh lingkungan pada proses pembelajaran. Menurut Dharsono, Estetika, 2007 : Penikmat berbeda dengan pengamat karena dimensi penikmat adalah dimensi psikologis, dan logis, sedangka pengamat memiliki dimensi logis. Para pengguna lingkungan sekolah adalah bertindak sebagai penikmat, sehingga kondisi2 yang terjadi dilingkungan tersebut akan sangat berdampak kepada pengunanya. Ini adalah suatu nilai yang sangat jelas yang perlu dijawab dalam pengimplementasiannya secara kongkrit, yaitu :
1.Memberikan/menanamkan suatu pandangan (image) kepada pihak yang menilai dan menikmati lingkungan tersebut dalam konteks pemunculannya sebagai suatu cultural/budaya institusi.
2.Memberikan dampak secara psikologis terhadap pengguna lingkungan tersebut, dengan timbulnya perasaan ketenangan, keasrian, kesejukan, keteraturan.
3.Menanamkan suatu nilai keperdulian terhadap estetika lingkungan bagi seluruh pengguna lingkungan sekolah : guru, murid, Orang tua murid, pihak2 lain yang berhubungan.
4.Ikut memberikan dan membentuk suatu bahan ajaran sekunder, dimana kondisi ini dapat diberlakukan sebagai suatu model lingkungan terbatas bagi siswa maupun pengajar.

I.Pertamanan Lingkungan
Penghijauan dilingkungan sekolah akan meningkatkan kualitas aktifitas dilingkungan sekolah, dan dapat memiliki fungsi Estetika :
1.Penciptaan ruang untuk lingkungan hidup (ekologis). Menciptakan ruang hidup untuk tanaman bertumbuh beraneka ragam.
2.Penciptaan suatu keindahan alam dengan tersedianya unsur2 hijau dari berbagai jenis tanaman.
Taman merupakan hasil karya manusia dalam melakukan perubahan dan penataan ulang bentuk lingkungan untuk menciptakan suasana dengan keyakinannya, yaitu nyaman, aman, indah. Membuat taman juga mengembangkan kepentingan mahluk lain seperti: Manusia, tanaman, satwa serangga ataupun hewan lainnya yang satu sama lainnya berinteraksi dalam suatu ekosistim taman.

Selain fungsi estetika juga diharapkan fungsi lain mengenai lingkungan yang semaksimal mungkin, misalnya :
1.Sebagai paru2 lingkungan yang mengambil CO2 dan mengeluarkan Oksigen menjadikan suasana segar & sehat.
2.Sebagai penahan partikel2 debu yang ada diudara sehingga menjadi lebih bersih dan sehat.
3.Pertamanan juga membantu proses peresapan air ketanah, sehingga menambah jumlah volume air tanah.
4.Pada daerah 2 yang memiliki kemiringan maka lahan pertamanan mampu menahan erosi dari permukaan tanah.
5.Susunan pepohonan mampu menahan angin yang bertiup kencang, sehingga mengurangi bahaya yang mungkin terjadi.
6.Meredam bunyi yang bising, sehingga menjadikan lebih tenang.

Elemen Taman
Elemen taman disebut juga unsur taman adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan taman. Elemen ini secara ataupun tidak mempengaruhi penampilan dan kualitas taman rumah. Menurut Bambang Sulistyantara,1992, dimana terdapat 2 jenis elemen taman :
1.Elemen Lunak : Tanaman dan binatang.
2.Elemen Keras: Tanah, bebatuan, bangunan taman,perkerasan, jalan setapak, pagar halaman.
3.Elemen Mayor: Komponen bentuk yang tidak dapat diubah, contoh gunung, sungai, danau, komponen topografi lainnya.
4.Elemen Minor: Komponen bentuk yang dapat diubah, contoh bukit, tanaman, rawa dan elemen buatan manusia lainnya.
Warna, memiliki peran penting dalam membentuk suatu taman, dengan pemlihan tanaman ataupun unsur keras/lunak yang memiliki harmoni sesuai akan memberikan sutu keindahan bentuk lengkap secara proporsinya.
Bentuk Tanaman, pemilihannya dianjurkan memperhatikan aspek proporsi ataupun motif/gaya/tema utama dari taman itu sendiri.
Terdapat beberapa aspek dalam mendisain suatu taman, yaitu:
1.Aspek fisik, segala sesuatu yang berhubungan dengan bentuk fisik taman.
2.Ukuran Lahan taman, Perlu memperhatikan ketersediaan ruang dan lahan agar tema desain juga disesuaikan.
3.Drainase, diperlukan untuk pembuangan air jika terjadi kondisi air yang tergenang.
4.Topografi, menggambarkan keadaan permukaan lahan halaman.
5.Tanah, Perlu diperhatikan jenis tanah yang ada, berpasir, liat, atau gembur.
6.Tanaman, pemilihan unsur tanaman rumput, semak, atau peneduh.
7.Iklim/geografi, perlu informasi iklim agar pemilihan tanaman sesuai dengan keadaan iklim.
8.Pemandangan: perlu diperhatikan sudut pandang yang baik dari pemilihan letak taman tersebut.
9.Aspek sosial, kesukaan keluarga akan jenis tertentu, atau kebutuhan masing2.
10.Aspek ekonomi, apakah ketersediaan dana yang cukup dalam mewujudkannya.

II. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan merupakan faktor yang sangat berperan dalam pelaksanaan proses belajar, untuk itu pelaksanaannya perlu adanya suatu sistim mekanisme inspeksi untuk meyakinkan bahwa kondisi yang ada cukup baik berdasarkan standard yang diberlakukan.
Upaya pelaksanaannya dapat digunakan suatu laporan hasil inspeksi, berupa catatan rekaman kejadian harian, mingguan disuatu tempat terinspeksi. Contoh matriks form yang ada:
No Kode Tempat Inspeksi Item Pengawasan Status Keterangan
OK Not-Ok N/A
1 O1/1 Kamar Mandi Lantai

Tabel matriks diatas misalnya adalah 01=untuk lantai 1, 1=untuk kode nomor ruang, kama rmandi, bagian lantai, hasil penilaian=ok,tidak ok, keterangan=catatan kondisi.
Hasil kegiatan inspeksi ini menjadi suatu acauan untuk melakukan tindakan berikutnya yaitu permintaan pembersihan kembali atau sudah cukup.

Kebersihan dalam lingkungan sekolah dapat meliputi:
1. Kebersihan saluran & jalan lingkungan luar.
2. Kebersihan halama/lapangan bermain, olahraga.
3. Kebersihan kelas2 dan ruang laboratorium.
4. Kebersihan kantor2:TU, kepala sekolah, dll.
5. Kebersihan kamar mandi, ruang cuci.
6. Kebersihan kantin, koperasi.
Lingkup Inspeksi Kebersihan secara umum, misalnya adalah:
1. Keadaan bebas dari sampah yang berserakan.
2. Keadaan bebas dari kotoran2 dihalaman, lantai, dinding.
3. Keadaan permukaan kaca yang bersih.
4. Keadaan keramik Kamar mandi yang tidak ada noda dan tidak berbau.
5. Keadaan kelas&ruang2 yang bebas debu, bebas noda, bebas bau.
III. Pengaturan tataletak lingkungan/keasrian lingkungan.
Yang dimaksud pengaturan tata-letak lingkungan : adalah suatu tindakan menyusun atau menata suatu elemen lingkungan menjadi suatu kesatuan bentuk yang ada. Susunan bentuk

Haruslah sesuai dengan komposisi serta proporsi yang ada dari bentuk lain yang dilingkungan tersebut.
Misalnya kita meletakan suatu tanaman dengan ukuran dan bentuk tertentu disekitar tanaman lainnya, maka harus diperhatikan:

Antara tumbuhan 1 & tumbuhan 2 terlihat tidaklah proporsional dari segi bentuk dan ukuran, tidak ada kesesuaian perlu adanya kesesuaian bentuk.


( Oleh : Richard Mandalora)

Tidak ada komentar: