10/25/2008

Lingkungan Sekolah


Estetika lingkungan Sekolah

Pendahuluan.
Istilah estetika terkait erat dengan kaidah bentuk fisik yang baik, layak dan memberikan manfaat bagi pihak yang mengamati. Dalam ilmu filsasat Estetika diartikan sebagai sesuatu yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah dalam alam ataupun seni. Estetika berasal dari kata Yunani “Aisthetika” yang berarti hal hal yang dapat diserap oleh panca indra.
Suatu Estetika dalam lingkungan adalah keadaan dimana suatu bentuk penilaian yang diberikan kepada lingkungan berkaitan dengan kebersihan, keteraturan, keindahan, ataupun keasrian. Kondisi lingkungan dengan keadaan estetika yang baik mampu memberikan suatu dorongan kehendak positif dari pemakai ataupun orang yang berada dilingkungan tersebut. Unsur pembentukan estetika Lingkungan dapat dikelompokkan kedalam bagian2:
• Pertamanan Lingkungan.
• Kebersihan lingkungan.
• Pengaturan tataletak lingkungan/keasrian lingkungan.
Dalam kaitan bahasan di Topik ini, pembentukan Estetika dilingkup sekolah memiliki komponen2 yang sama, oleh karena itu konsep ini dapat diadopsi kedalam istilah pembentukan Estetika Lingkungan di Sekolah. Bagaimana peran estetika lingkungan sekolah terhadap proses pembelajaran? Pada topik yang lalu kesatu terdapat beberapa pendapat yang mengatakan kuatnya pengaruh lingkungan pada proses pembelajaran. Menurut Dharsono, Estetika, 2007 : Penikmat berbeda dengan pengamat karena dimensi penikmat adalah dimensi psikologis, dan logis, sedangka pengamat memiliki dimensi logis. Para pengguna lingkungan sekolah adalah bertindak sebagai penikmat, sehingga kondisi2 yang terjadi dilingkungan tersebut akan sangat berdampak kepada pengunanya. Ini adalah suatu nilai yang sangat jelas yang perlu dijawab dalam pengimplementasiannya secara kongkrit, yaitu :
1.Memberikan/menanamkan suatu pandangan (image) kepada pihak yang menilai dan menikmati lingkungan tersebut dalam konteks pemunculannya sebagai suatu cultural/budaya institusi.
2.Memberikan dampak secara psikologis terhadap pengguna lingkungan tersebut, dengan timbulnya perasaan ketenangan, keasrian, kesejukan, keteraturan.
3.Menanamkan suatu nilai keperdulian terhadap estetika lingkungan bagi seluruh pengguna lingkungan sekolah : guru, murid, Orang tua murid, pihak2 lain yang berhubungan.
4.Ikut memberikan dan membentuk suatu bahan ajaran sekunder, dimana kondisi ini dapat diberlakukan sebagai suatu model lingkungan terbatas bagi siswa maupun pengajar.

I.Pertamanan Lingkungan
Penghijauan dilingkungan sekolah akan meningkatkan kualitas aktifitas dilingkungan sekolah, dan dapat memiliki fungsi Estetika :
1.Penciptaan ruang untuk lingkungan hidup (ekologis). Menciptakan ruang hidup untuk tanaman bertumbuh beraneka ragam.
2.Penciptaan suatu keindahan alam dengan tersedianya unsur2 hijau dari berbagai jenis tanaman.
Taman merupakan hasil karya manusia dalam melakukan perubahan dan penataan ulang bentuk lingkungan untuk menciptakan suasana dengan keyakinannya, yaitu nyaman, aman, indah. Membuat taman juga mengembangkan kepentingan mahluk lain seperti: Manusia, tanaman, satwa serangga ataupun hewan lainnya yang satu sama lainnya berinteraksi dalam suatu ekosistim taman.

Selain fungsi estetika juga diharapkan fungsi lain mengenai lingkungan yang semaksimal mungkin, misalnya :
1.Sebagai paru2 lingkungan yang mengambil CO2 dan mengeluarkan Oksigen menjadikan suasana segar & sehat.
2.Sebagai penahan partikel2 debu yang ada diudara sehingga menjadi lebih bersih dan sehat.
3.Pertamanan juga membantu proses peresapan air ketanah, sehingga menambah jumlah volume air tanah.
4.Pada daerah 2 yang memiliki kemiringan maka lahan pertamanan mampu menahan erosi dari permukaan tanah.
5.Susunan pepohonan mampu menahan angin yang bertiup kencang, sehingga mengurangi bahaya yang mungkin terjadi.
6.Meredam bunyi yang bising, sehingga menjadikan lebih tenang.

Elemen Taman
Elemen taman disebut juga unsur taman adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan taman. Elemen ini secara ataupun tidak mempengaruhi penampilan dan kualitas taman rumah. Menurut Bambang Sulistyantara,1992, dimana terdapat 2 jenis elemen taman :
1.Elemen Lunak : Tanaman dan binatang.
2.Elemen Keras: Tanah, bebatuan, bangunan taman,perkerasan, jalan setapak, pagar halaman.
3.Elemen Mayor: Komponen bentuk yang tidak dapat diubah, contoh gunung, sungai, danau, komponen topografi lainnya.
4.Elemen Minor: Komponen bentuk yang dapat diubah, contoh bukit, tanaman, rawa dan elemen buatan manusia lainnya.
Warna, memiliki peran penting dalam membentuk suatu taman, dengan pemlihan tanaman ataupun unsur keras/lunak yang memiliki harmoni sesuai akan memberikan sutu keindahan bentuk lengkap secara proporsinya.
Bentuk Tanaman, pemilihannya dianjurkan memperhatikan aspek proporsi ataupun motif/gaya/tema utama dari taman itu sendiri.
Terdapat beberapa aspek dalam mendisain suatu taman, yaitu:
1.Aspek fisik, segala sesuatu yang berhubungan dengan bentuk fisik taman.
2.Ukuran Lahan taman, Perlu memperhatikan ketersediaan ruang dan lahan agar tema desain juga disesuaikan.
3.Drainase, diperlukan untuk pembuangan air jika terjadi kondisi air yang tergenang.
4.Topografi, menggambarkan keadaan permukaan lahan halaman.
5.Tanah, Perlu diperhatikan jenis tanah yang ada, berpasir, liat, atau gembur.
6.Tanaman, pemilihan unsur tanaman rumput, semak, atau peneduh.
7.Iklim/geografi, perlu informasi iklim agar pemilihan tanaman sesuai dengan keadaan iklim.
8.Pemandangan: perlu diperhatikan sudut pandang yang baik dari pemilihan letak taman tersebut.
9.Aspek sosial, kesukaan keluarga akan jenis tertentu, atau kebutuhan masing2.
10.Aspek ekonomi, apakah ketersediaan dana yang cukup dalam mewujudkannya.

II. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan merupakan faktor yang sangat berperan dalam pelaksanaan proses belajar, untuk itu pelaksanaannya perlu adanya suatu sistim mekanisme inspeksi untuk meyakinkan bahwa kondisi yang ada cukup baik berdasarkan standard yang diberlakukan.
Upaya pelaksanaannya dapat digunakan suatu laporan hasil inspeksi, berupa catatan rekaman kejadian harian, mingguan disuatu tempat terinspeksi. Contoh matriks form yang ada:
No Kode Tempat Inspeksi Item Pengawasan Status Keterangan
OK Not-Ok N/A
1 O1/1 Kamar Mandi Lantai

Tabel matriks diatas misalnya adalah 01=untuk lantai 1, 1=untuk kode nomor ruang, kama rmandi, bagian lantai, hasil penilaian=ok,tidak ok, keterangan=catatan kondisi.
Hasil kegiatan inspeksi ini menjadi suatu acauan untuk melakukan tindakan berikutnya yaitu permintaan pembersihan kembali atau sudah cukup.

Kebersihan dalam lingkungan sekolah dapat meliputi:
1. Kebersihan saluran & jalan lingkungan luar.
2. Kebersihan halama/lapangan bermain, olahraga.
3. Kebersihan kelas2 dan ruang laboratorium.
4. Kebersihan kantor2:TU, kepala sekolah, dll.
5. Kebersihan kamar mandi, ruang cuci.
6. Kebersihan kantin, koperasi.
Lingkup Inspeksi Kebersihan secara umum, misalnya adalah:
1. Keadaan bebas dari sampah yang berserakan.
2. Keadaan bebas dari kotoran2 dihalaman, lantai, dinding.
3. Keadaan permukaan kaca yang bersih.
4. Keadaan keramik Kamar mandi yang tidak ada noda dan tidak berbau.
5. Keadaan kelas&ruang2 yang bebas debu, bebas noda, bebas bau.
III. Pengaturan tataletak lingkungan/keasrian lingkungan.
Yang dimaksud pengaturan tata-letak lingkungan : adalah suatu tindakan menyusun atau menata suatu elemen lingkungan menjadi suatu kesatuan bentuk yang ada. Susunan bentuk

Haruslah sesuai dengan komposisi serta proporsi yang ada dari bentuk lain yang dilingkungan tersebut.
Misalnya kita meletakan suatu tanaman dengan ukuran dan bentuk tertentu disekitar tanaman lainnya, maka harus diperhatikan:

Antara tumbuhan 1 & tumbuhan 2 terlihat tidaklah proporsional dari segi bentuk dan ukuran, tidak ada kesesuaian perlu adanya kesesuaian bentuk.


( Oleh : Richard Mandalora)

Strategi Kognitif Memecahkan Masalah

Strategi Kognitif:
Pemecahan Masalah


Definisi Kemampuan dalam menilai dan menganalisis problem atau suatu kondisi yang ada dan memberikan suatu definisi alternatif tertentu dalam penyelesaian yang dapat diambil.
Urutan langkah :
1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan secara jelas adanya suatu persoalan yang sedang ada.
2. Mengidentifikasi kondisi-kondisi yang menjadi penyebab timbulnya permasalahan tersebut.
3. Mengidentifikasi keadaan lain yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut :
4. Memberikan gambaran beberapa alternatif penyelesaian, melalui pengurutan berdasarkan skala yang diperkirakan tepat.
5. Memilih beberapa alternatif melalui analisis:
- Resiko.
- Keadaan lain yang dapat ditimbulkan.
- Pengaruh kepada pengambil keputusan.
- Strategi dan pelaksanaannya.
6. Memilih alternatif terbaik.
Aturan : 1. Bagaimana menganalisis situasinya.
- Melihat dengan cepat adanya suatu permasalahan yang ada.
- Memiliki dasar kriteria umum sebagai tolok ukur dalam menjabarkan
suatu rencana awal pemecahan.
- Membandingkan dengan berbagai keputusan lainnya yang pernah dibuat dengan topik permasalahan yang sejalan.
2. Bagaimana langkah memulainya.
- Dapat mengasumsikan persoalan sebagai suatu model.
- Menganalisis melalui model yang ada bagaimana langkah penyelesaiannya
- Memiliki referensi utama baik berupa akses data ataupun kasus yang
sudah pernah ada, untuk dijadikan sebagai dasar analisis.
7. Pengetahuan :
Kemampuan dalam menilai suatu kondisi yang ada dan memberikan dampak kekondisi lain. Mengerti bagaimana terjadinya hubungan conflic Interest, conflic ataupun perlawanan dari pihak lain dalam pengambilan keputusan nantinya.

(Oleh : C, Richard Mandalora).

Serah Terima Rumah

Cek Dulu, Timbang Sesal Kemudian
Written by C.Richard Mandalora.
Tuesday, 23 September 2008
Sebuah artikel di Kompas.Com yang cukup menarik dan komprehesif, dapat dijadikan acuan dalam proses serah terima rumah, ruko, apartement maupun kantor....

Cek Dulu, Baru Serah-Terima (1) dan (2)
http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/18/15200043/cek.dulu.baru.serah-terima.1

Setelah melakukan proses serah terima, seringkali konsumen mendapati ada beberapa bagian rumah yang rusak. Agar Anda terhindar dari hal-hal tersebut, ada beberapa pengecekan yang perlu Anda lakukan sebelum melangsungkan proses serah terima.

Eti karyawati sebuah kantor di Jakarta—setahun yang lalu membeli rumah di perumahan yang berlokasi di Bekasi. Karena sepengetahuannya pengembang perumahan ini mempunyai skala bisnis yang cukup besar, ia pun membelinya. Setelah proses serah-terima dari pengembang berlangsung, beberapa waktu kemudian Eti berencana melakukan renovasi pada beberapa bagian rumah yang dibelinya. Namun, alangkah terkejutnya Eti melihat kondisi rumahnya. Pada saat akan melakukan renovasi tersebut, ia menemukan beberapa kerusakan pada kualitas bangunan. Padahal sejak serah-terima hingga saat ini, rumah tersebut belum sempat ditinggali.

Beberapa kerusakan yang ditemui antara lain dinding yang retak dan plafon gipsum yang berlumut—yang diakibatkan adanya luapan air dari saluran pembuangan air hujan dari genteng. Selain itu juga Eti mengalami kesulitan menemukan jalur instalasi air bersih dan air kotor, sehingga ia sulit menyambung atau menambah instalasi pipa yang baru.

Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi? Padahal pengembang perumahan ini memiliki reputasi yang tidak mengecewakan dengan kualitas bangunan yang cukup baik. Sudah tentu dengan beberapa kerusakan ini Eti akan memperbaikinya. Namun ia harus menyediakan waktu yang tidak pendek dan dana yang tidak sedikit.

Kasus seperti ini mungkin dapat terjadi pada setiap orang termasuk Anda. Sebagai konsumen, dapatkah kita meminimalkan terjadinya kasus seperti ini? Jika ya, bagaimana caranya? Apakah sesulit yang dibayangkan? Jawabannya adalah bisa dan tidak terlalu sulit. Dengan pengorbanan sedikit waktu dan tenaga pada saat mendekati serah-terima rumah impian, Anda dapat terhindar dari kasus seperti ini.

Proses Serah-Terima

Dalam sebuah bisnis properti, proses serah-terima dari pihak pengembang ke konsumen merupakan salah satu tahap dari serangkaian proses yang harus dilakukan. Langkah ini merupakan pengalihan hak kepemilikan bangunan atau kavling dari pihak pengembang kepada pihak konsumen. Secara hukum, kedua belah pihak setuju untuk menerima tanpa adanya unsur pemaksaan.

Mengacu dari definisi itu, kita sebagai konsumen sebenarnya memiliki hak untuk meneliti kembali kondisi terakhir bangunan yang diserahkan pihak pengembang. Sebelum proses serah-terima berlangsung, hendaknya Anda meminta waktu kepada pengembang untuk mengecek kondisi akhir bangunan dengan metode check list.
Beberapa pengembang besar yang cukup mempunyai reputasi, sudah melakukan prosedur ini. Mereka biasanya sudah memiliki standar prosedur produksi, mulai dari tahap produksi bagian hulu (tahap perencanaan awal dan tahap pengadaan sub-kontraktor) sampai tahap bagian hilir (tahap pelaksanaan, tahap pengawasan, dan tahap pemeliharaan). Nah bagaimana dengan pengembang perumahan Anda?
Apabila semua prosedur sudah dilakukan sesuai standar, berarti Anda telah membeli rumah dari pengembang yang baik. Namun, hal ini belum menjamin tidak terjadinya kasus seperti yang dialami Eti. Sebab, banyak dari konsumen melakukan pemeriksaan secara selayang pandang saja, tidak secara teliti dan hati-hati. Karena itu, ada atau tidak prosedur pengecekan akhir dari pihak pengembang, hendaknya Anda tetap harus berinisiatif untuk melakukan pengecekan sendiri. Prosedur pengecekan ini merupakan kesempatan yang seharusnya diberikan kepada konsumen untuk menilai hasil akhir dari produk yang ditawarkan pengembang. Apa saja yang harus dilakukan ketika Anda melakukan pengecekan pada bangunan? Bagaimana langkah-langkahnya?

Ada 3 hal pokok yang harus dilakukan pada saat pengecekan.
1. Pemeriksaan kualitas fisik bangunan secara umum
Periksalah dengan baik dan teliti seluruh bangunan rumah Anda. Biasanya bagian yang kurang rapi atau mengalami kerusakan—mulai dari bagian pagar luar, kamar tidur, kamar mandi, atau dapur—dapat dilihat secara visual. Agar tidak lupa, catatlah kerusakan yang Anda temui pada formulir yang telah disediakan pengembang. Atau jika pengembang tidak menyediakannya, catatlah di kertas sendiri. Tapi perlu diingat, bila menggunakan kertas sendiri, Anda harus meminta tanda tangan atau persetujuan dari pihak pengembang sebagai ajuan bukti permintaan perbaikan.

Beberapa pekerjaan yang perlu Anda lihat secara visual di antaranya adalah sebagai berikut.
No.
Kualitas fisik bangunan
Pengecekan

1. Pagar depan
- Kerapian bentuk dinding
- Kekuatan dan kerapian besi
- Kondisi pengecatan pagar
2. Halaman depan
- Kerapian carport
- Kondisi halaman depan
3. Tampak depan bangunan
- Kerapian genteng depan
- Kerapian papan lisplank
- Kerapian dinding depan
- Finishing pintu dan jendela
- Asesoris pintu dan jendela
- Kerapian keramik teras
4. Ruang tamu, makan, dan keluarga
- Kerapian sudut dinding
- Kerapian cat dinding
- Kondisi penutup plafon
- Kerapian lis plafon
- Pengecatan dinding dan plafon
- Kerapian keramik lantai
- Cacat keramik lantai
- Finishing pintu dan kusen
5. Ruang tidur
- Kerapian dinding rata
- Kerapian sudut dinding
- Kerapian cat dinding
- Kondisi penutup plafon
- Kerapian lis plafon
- Pengecatan dinding dan plafon
- Kerapian keramik lantai
- Cacat keramik lantai
- Finishingpintu dan kusen
- Finishingjendela dan daun
- Asesoris pintu dan jendela
6. Kamar mandi
- Keramik lantai dan dinding
- Kerapian bak mandi
- Pemasangan drain floor
- Kondisi penutup plafon
- Kerapian lis plafon
- Finishingkusen dan pintu
- Asesoris pintu dan jendela
7. Dapur dan teras belakang
- Keramik lantai dan dinding
- Kerapian bak cuci
- Pemasangan drain
- Kondisi penutup plafon
- Kerapian lis plafon
- Kerapian sudut dinding
- Kerapian cat dinding
- Finishing pintu dan kusen
- Finishing jendela dan daun
- Asesories pintu dan jendela
8. Tangga (jika ada)
- Kerapian keramik
- Pemasangan railing
- Cat
- Finishing bagian bawah tangga
2. Kelengkapan gambar instalasi
kelengkapan gambar instalasi listrik, air bersih, dan air kotor. Walaupun sepele, hal ini penting. Gambar tersebut akan berguna pada saat anda akan merenovasi rumah, misalnya menambah ruangan. Kesulitan renovasi banyak terjadi akibat tidak adanya gambar jalur instalasi, sehingga proses mencari jalur tersebut dilakukan dengan cara trial and error, misalnya dengan cara mengelupas dan menghancurkan dinding (bobok). Cara ini hanya akan menambah bagian rumah yang mengalami kerusakan sehingga perlu dilakukan perbaikan jika jalur pipa tidak juga ditemukan.
Beberapa gambar yang dapat Anda minta ke pengembang antara lain sebagai berikut.
Instalasi Gambar:
1.Instalasi listrik Gambar instalasi terpasang
2. Instalasi air bersih
Gambar teknis pemipaan :
3. Instalasi air buangan
- Gambar saluran air hujan
- Gambar saluran air cuci
3. Pengetesan instalasi
Walaupun masih terasa asing, pengetesan instalasi perlu dilakukan. Jangan sampai ketika Anda menempati rumah baru, talang air hujan mengalami kebocoran. Mintalah hasil tes instalasi kepada pihak pengembang seperti jaringan air bersih, air kotor, talang air, perendaman dak air talang, atau pengetesan instalasi listrik. Jika pihak pengembang belum melakukannya, maka Anda harus memintanya untuk melakukan pengetesan ini. Untuk saluran air hujan dan air kotor, pengetesan dilakukan dengan cara menuangkan air pada lubang drain. Setelah itu amati pada ujung saluran pembuangan. Langkah ini untuk memastikan apakah air mengalir dengan baik atau tidak. Untuk saluran air bersih dapat dilakukan dengan cara memberikan tekanan tertentu dalam waktu yang ditentukan dengan memakai alat tespump.
Beberapa pengetesan yang dapat Anda minta ke pengembang antara lain sebagai berikut.
Instalasi Pengujian:
1. Aliran listrik
- Fungsi saklar (nyala lampu)
- Fungsi stop kontak
2. Instalasi listrik
Pernyataan kelayakan dari lampiran hasil tesmerger (tes kelayakan grup pada panel)
3. Instalasi air bersih
Pernyataan kelayakan dari lampiran hasil tes tekanan (tes kelayakan instalasi pemipaan, yang dilakukan oleh pihak pengembang dan kontraktor yang membangun perumahan tersebut)
4. Instalasi air kotor
Pernyataan kelayakan dari lampiran hasil tes aliran (tes kelancaran pemipaan, yang dilakukan oleh pihak pengembang dan kontraktor yang membangun perumahan tersebut)
5. Kebocoran dak beton talang/kamar mandi
Hasil dari tes rendam dak kamar mandi - - Hasil dari tes perendaman dak talang (jika ada )
selain tiga hal di tas, Anda juga harus menanyakan beberapa jaminan yang diberikan oleh pengembang mengenai rumah yang akan diserahkan olehnya. Umumnya pengembang akan memberikan jaminan dengan jangka waktu tertentu. Jaminan yang dapat Anda tanyakan kepada pengembang antara lain sebagai berikut.
1. Jaminan pemeliharaan
Tanyakan ke pihak pengembang, berapa lama jaminan pemeliharaan bangunan yang diberikan serta sampai di mana batasan fisik yang dijaminkan. Hal ini harus jelas dan harus dituangkan secara tertulis di dalam klausul Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB). Jika terjadi kerusakan pada masa pemeliharan, maka Anda dapat dengan segera mengajukan perbaikan kepada pihak pengembang. Batasan bagian yang dijaminkan juga penting untuk menghindari saling menyalahkan antara Anda sebagai pembeli dengan pengembang.
2. Jaminan pekerjaan
Khususnya untuk perumahan yang lokasinya rawan akibat serangan rayap. Mintalah pada pihak pengembang jaminan dari pekerjaan antirayap di rumah Anda. Anda perlu mengetahui berapa lama garansi yang diberikan. Serangan rayap pada akhirnya akan sangat merugikan kondisi rumah Anda dan bahkan dapat menyambar ke barang-barang interior di rumah yang terbuat dari kayu atau rotan.
Setelah Anda benar-benar yakin bahwa semua hal di atas telah dijalankan dengan baik, maka Anda sudah memiliki jaminan yang dapat mengurangi resiko. Pada akhirnya proses serah-terima rumah dapat dilakukan sehingga Anda dapat tinggal di rumah Anda sendiri dengan nyaman.

(Richard Mandalora, ST., MT.)

10/24/2008

Pelatihan & Pemberdayaan SDM

I.Pelatihan, Pembelajaran Dan Pemberdayaan SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi. Selanjutnya, Manajemen SDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum. Karenanya, MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen (Management Science) yang mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan.
Melalui judul topik ini yaitu: Pelatihan, Pembelajaran dan Pemberdayaan SDM,merupakan suatu tantangan manajer masa kini , yaitu merespons perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor lingkungan internal perusahaan menjadi kuat dan kompetitif melalui terselenggaranya aktivitas diatas.
II.1 SDM Era Globalisas
Dalam era globalisasi dunia menjadi seolah tanpa batas (boundaryless) yang ditandai dengan munculnya perdagangan bebas (free trade) antar pelaku ekonomi global. Implikasinya adalah kondisi pasar menjadi semakin kompetitif, tingginya tuntutan pelanggan khususnya berkaitan dengan kualitas produk dan ketepatan logistik, pemenuhan hak paten, faktor lingkungan, product life cycle yang kian pendek dilihat dari dimensi waktu, dan inovasi produk yang harus memiliki kecenderungan (trend) meningkat.
Globalisasi ekonomi dan sistem pasar dunia menempatkan semua negara termasuk Indonesia sebagai bagian dari sistem tersebut. Hal ini menyiratkan sebuah pesan bahwa agar dapat eksis di tengah persaingan semua negara tanpa kecuali harus meningkatkan efisiensi proses pemanfaatan sumber daya yang jumlahnya sangat terbatas guna menghasilkan produk pada taraf paling optimal. Demikian pula halnya dengan Indonesia dituntut untuk benar-benar menyiapkan dirinya dalam menghadapi kompetisi di tingkat dunia guna dapat meraih keunggulan bersaing.
Dalam menghadapi persaingan yang begitu bebas dan ketat itu, sudah saatnya bangsa Indonesia harus bangkit dan menyusun rencana strategi pengembangan SDM. Arah pengembangan tersebut adalah terciptanya SDM yang berkualitas dan profesional sehingga siap dan mampu bersaing di era globalisasi, khususnya untuk menghadapi era pasar bebas. Beberapa keadaan mengenai SDM diera globalisasi :
1.Perbubahan dari abad industri menuju abad informasi.
2.SDM hidup dalam era virtual.
3.Pengembangan kompetensi SDM terprogram melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan diri berkelanjutan.
4.Mengedepankan profesionalitas SDM.
5.Kompetisi SDM yang sehat.
6.Timbul budaya kerja global dampak dari “borderless country”.
7.Selaras sinergitas IQ, EQ & SQ2.
8.Peningkatan potensi diri berupa pengetahuan, sikap, perilaku, ketrampilan kerja, motivasi, minat.
9.Ketrampilan SDM berkomunikasi internal, eksternal, global.
10.Aktualisasi diri SDM dalam bentuk keteladanan, keterbukaan, adaptasi diri dan akomodatif.
Dalam era globalisasi setiap orang dituntut untuk mampu mengatasi berbagai masalah yang kompleks sebagai akibat pengaruh perubahan global. Pada tatanan global seluruh umat manusia di dunia dihadapkan pada tantangan yang bersumber dari perkembangan global sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu diperlukan suatu lingkungan pembelajar dalam mempersiapkan SDM perubahan dan perkembangan yang ada.
II.2 Learnng, Training & Education
Learning adalah sebuah proses mendapatkan pemahaman baru dan pencerahan untuk merubah pengetahuan, sikap dan atau tindakan individu atau organisasi dalam bentuk intelektual, emosonal dan psikomotror.
Pelatihan/training adalah proses belajar menggabungkan teori dan praktek, yang bertujuan meningkatkan dan mengubah kompetensi kerja SDM sehingga berprestasi lebih effisien sesuai tugas dan tanggungjawab jabatannya.
Education/pendidikan, adalah proses mendapatkan suatu keahlian secara sistematik, terukur, pengetahuan dan kepribadian yang dapat diaplikasikan secara umum dalam suatu lingkungan sosial.
Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.Dapat digambarkan dalm suatu skema hubungan antara ketiganya sebagai berikut:
Training adalah sarana modern untuk mendapatkan sikap-sikap baru yang diperlukan seorang individu. Walaupun pengajaran itu memiliki kemampuan untuk menambah informasi dan mengubah orientasi, akan tetapi training merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan skill dan pengalaman, untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan profesionalitas.
Dalam definisi training, tampak jelas tujuan dasar dari training, yaitu tercapainya skill yang bisa membantu kemajuan dalam bekerja. Oleh karena itu, training memiliki berbagai output yang baik untuk level individu atau kelompok.
II.3 Training Process
Pelatihan adalah merupakan suatu bagian dari fungsi HRD, mengetahui fungsi dari pelatihan sebagai suatu sistim terbuka akan mempermudah dalam mengimplementasikannya kepada struktur organisasi. Dalam melakukan training/pelatihan terdapat beberapa aktifitas proses yang saling berhubungan berkelanjutan. Keputusan adanya pelatihan sebagai suatu penyelesaian dari permasalahan organisasi ataupun individual diambil melalui langkah :
1.Mengidentifikasi lingkup permasalahan organisasi.
2.Penyebab dari problem.
3.Mengidentifikasi, menyeleksi, dan mengimplementasikan solusi terbaik.
4.Mengevaluasi keefektifan penyelesaian.
Setelah keputusan tersebut diambil maka dimulailah suatu rancangan dari siklus training. Proses dari siklus tersebut adalah:
A.TNA (Training Need Analysis)/Proses Penilaian Kebutuhan Pelatihan
Merekomendasikan : Bagaimana rancangan pengembangan dilakukan melalui diklat atau non diklat. Dilakukan dengan :
-Teknik intuitif
-Analisa data sekunder
-DIF Analysis (analisis litingring)
-Descrepancy Model Needs Assesment.
-RPA (Rapid Rural Appraisal) dan PRA (Participatory Rural Appraisal)
-Focus Group & Nominatif Group
B.Pengembangan Kurikulum, Mata Diklat, Pedoman Umum & Teknis.
-Merumuskan tujuan-tujuan pelatihan
-Melaksanakan rancang bangun program yang menghasilkan kurikulum pelatihan.
-Menentukan Tujuan Kurikuler Umum (TKU) maupun Tujuan Kurikuler Khusus (TKK).
-Menetaapkan tujuan pembelajaran melalui analisis instruksional (TPU & TPK)
C.Pengembangan Bahan Ajar
-Menterjemahkan tujuan pelatihan kedalam perencanaan program.
-Menetapkan modul, bahan, fasilitator, panduan, pedoman, waktu, dan tempat, sarana, prasarana dan peserta.
-Koordinasi dalam rapat persiapan training.
D.Pelaksanaan Program
Pemilihan bentuk pelatihan apakah Taylor made, Ready made, Classroom Instruction, Program Instruction, dll
-Kegiatan pembukaan dan penutupan.
-Pengarahan program.
-Pelaksanaan proses pembelajaran.
-Evaluasi pembelajaran, penilaian dengan pengukuran yang dibandingkan dengan standar.
-Kegiatan adminisstrasi
E.Evaluasi Pasca Diklat
-Melakukan evaluasi sebelum dan sesudah pelaksanaan pelatihan.
-Evaluasi proses pembelajaran.
-Evaluasi penyelenggaraan pelatihan.
-Evaluasi dampak pasca pelatihan.

II.4 SDM LEMBAGA TRAINING
Pada suatu perusahaan, umumnya pengembangan level organisasi, disatukan dalam bagian strategi pengembangan SDM. Pengembangan dilakukan pada kandidat yang telah mengikuti proses assessment, dan telah diketahui hasilnya bahwa kandidat memiliki potensi untuk dikembangkan dan sukses pada suatu target posisi tertentu. Pengembangan pada kandidat ini, dilakukan pada kompetensi yang belum memenuhi standar pencapaian yang ditentukan.
Sedangkan pengembangan level individu, dilakukan sebagai follow up dari penilaian kinerja individu, dan dilakukan setelah diketahui pencapaian kinerja individu dan pada level kompetensi mana yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kinerja individu tersebut. Salah satu strategi di bidang pengembangan SDM adalah dengan melakukan Training & Development.
Dalam kelompok SDM terdapat : Pengelola Pelatihan (MOT), Perancang Pelatihan (TNA), Fasilitator (TOT), Penyelenggara(TOC). Masing-masing disyaratkan memiliki kompetensi pada kelompoknya, Gambaran kompetensi yang dapat dijabarkan secara singkat, misalnya:
1.Pengelola Pelatihan: Mampu menjelaskan kebijakan pelatihan SDM, Menguraikan konsep pembelajaran andragogi, mendeskripskan pelatihan sebagai suatu sistim, menyusun bangun program pelatihan, mengelola sumberdaya pelatihan, Merencanakan penyediaan bahan pelatihan, memberdayakan lembaga pelatihan, menyususn rencana program pelatihan jangka pendek dan panjang, dll.
2.Fasilitator Pelatihan: Melakukan analisis kebutuhan diklat, menyusun kurikulum pelatihan, menyusun bahan pelatihan, menyusun GBPP, menyusun modul pelatihan, melakukan pembelajaran tatapmuka di kelas, membimbing peserta diklat dalam kertas kerja atau praktek dilapangan, menjadi moderator dan nara sumber, menyusun karya tulis ilmiah, dll.
3.Perencana Pelatihan: Menguraikan dasar-dasar organisasi, memahami konsep dasar analisis kebutuhan diklat, membuat proposal diklat, mendalami kebijakan perencanaan diklat, dll.
4.Penyelenggara Pelatihan: Menguasai diklat sebagai suatu sistim, memahami konsep andragogi dalam pelatihan, merencanakan pelaksanaan operasional kegiatan diklat, menyiapkan sarana dan prasarana diklat, melaksanakan monitoring dan evaluasi, memberikan pelayanan yang prima dan bekerjasama dengan baik, mampu membuat laporan pelaksanaan, mampu memantau, mengevaluasi dan melaporkan efektifitas pelaksanaan operasional diklat, dll.

II.5 STRATEGI PEMBERDAYAAN SDM
Pemberdayaan adalah strategi dan upaya yang dilakukan suatu organisasi agar mampu berkembang sesuai kemampuan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan pelayanan yang prima demi mencapai kualitas hasil kerja yang baik sesuai Standard Pelayanan Minimal (SPM) organisasi.
Prinsip-prinsip pemberdayaan SDM:
-Memanfaatkan potensi SDM dengan memberi tanggungjawab.
-Pimpinan melepas sebagian wewenangnya.
-Pengendalian kegiatan dilakukan oleh SDM yang melaksanakannya.
-Staff wajib untuk mengikuti kebutuhan dari pelanggan.
-Manajemen yang fleksibel bukan yang reaktif.
Sedangkan manfaatnya adalah :
-Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
-Kesempatan bagi staf untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi.
-Terbangun tim kerja yang sinergis.
Sedangkan norma-norma yang ada dalam pemberdayaan adalah:
-Mengembangkan visi secara bersama.
-Mendidik SDM dalam pengambilan keputusan.
-Menyingkirkan adanya hambatan-hambatan kerja.
-Menyemangati gairah kerja dan semangat kerja.
-Menilai proses dan hasil kerja sesuai dengan standard kinerja.
-Mengharapkan keberhasilan dengan mengantisipasi potensi kegagalan dengan cara mengatasinya.


Langkah-langkah dalam melakukan pemberdayaan SDM yaitu :
1.Menetapkan Arah: Yaitu dengan mengembangkan Visi dan misi bersama, menetapkan tujuan yang akan dituju dan merumuskan sasaran.
Visi organisasi memuat secara verbal atau visual, aspirasi organisasi yang memberikan inspirasi kerja, apa yang mau dicapai organisasi dan bagaimana organisaasi berusaha mencapainya.
2.Menganalisis Lingkungan kerja : Mengidentifikasi masalah, menganalisis tujuan merumuskan dan menguji sasaran/mencari alternatif solusi dan merencanakan serta memantau implementasi yang ada.
Tujuan yang dicanangkan harus jelas, spesifik dan mudah dipahami bersama. Tujuan merupakan peta yang digunakan untuk mengarahkan langkah setiap orang mencapai misi.

II.KESIMPULAN
Istilah pemberdayaan yang kini digunakan dalam banyak aspek, juga merambah ke manajemen SDM. Pemberdayaan tenaga kerja (employee empowerment) dilaksanakan terutama untuk memberikan kepuasan maksimum kepada pelanggan.
Kecenderungan yang kini berlangsung adalah, angkatan kerja dituntut memiliki pengetahuan baru (knowledge-intensive, high tech.- knowledgeable) , high tech.- knowledgeable) yang sesuai dinamika perubahan yang tengah berlangsung. Tenaga kerja di sektor jasa di negara maju (kini sekitar 70 persen) dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan tenaga paruh waktu (part-timer) juga semakin meningkat. Pola yang berubah ini menuntut “pengetahuan” baru dan “cara penanganan” (manajemen) yang baru. Human capital yang mengacu kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian, ekspertis tenaga kerja perusahaan kini menjadi sangat penting, dibandingkan dengan waktu-waktu lampau.
Manajemen sekarang telah banyak berubah dari keadaan 20-30 tahun lampau, di mana human capital menggantikan mesin-mesin sebagai basis keberhasilan kebanyakan perusahaan. Drucker (1998), pakar manajemen terkenal bahkan mengemukakan bahwa tantangan bagi para manajer sekarang adalah tenaga kerja kini cenderung tak dapat diatur seperti tenaga kerja generasi yang lalu. Titik berat pekerjaan kini bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan clerical ke knowledge-worker, untuk mendukung kondisi tersebut maka perlu adanya suatu iklim pembelajaran dan pemberdayaan SDM yang handal.

III. IMPLIKASI PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM
Salah satu implikasi terpenting yang muncul pada era ini adalah makin tingginya tingkat persaingan antar organisasi untuk memenangkan produk-produk unggulannya. Untuk itu, maka output produk suatu organisasi haruslah lebih berbasis kepada keunggulan kompetitif (competitive advantage) dari pada keunggulan komparatif (comparative advantage). Dan untuk dapat memenangkan persaingan pada pasar global tadi, maka aktor-faktor yang menentukan keunggulan kompetitif dalam suatu organisasi, harus diperhatikan dan dikelola secara baik dan profesional.
Adapun faktor penentu yang memiliki kontribusi terhadap pembentukan daya saing paling tidak terdiri dari 3 hal, yakni faktor SDM, faktor pengaturan kebijakan organisasi, serta organisasi itu sendiri.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka ketiga faktor determinan diatas harus selalu diberdayakan. Pembinaan / pemberdayaan SDM, perlu diarahkan kepada terwujudnya sosok karyawan yang terampil, menguasai bidang tugasnya, berwawasan luas, profesional, serta menerapkan nilai-nilai iptek dalam mendukung kelancaran tugasnya. Pemberdayaan kebijakan organisasi diarahkan pada tersedianya perangkat sistim prosedur, aturan kerja, tumbuhnya kreativitas dan daya cipta (inovasi), serta konsistensi kebijakan yang menjamin rasa keadilan dikaryawan. Sedangkan pemberdayaan organisasi diarahkan kepada terbentuknya struktur dan kewenangan organisasi yang bersifat luwes dan fleksibel, kejelasan dalam dan pembagian tugas, ramping, serta memperbanyak tenaga-tenaga ahli fungsional.
Dengan demikian, empowerment merupakan perubahan yang terjadi pada falsafah manajemen yang dapat membantu menciptakan suatu lingkungan bagi setiap individu untuk menggunakan kemampuan dan energinya untuk meraih tujuan organisasi. Atau dengan kata lain, pemberdayaan merupakan metode untuk mendorong inisiatif dan respons, sehingga semua permasalahan dapat dipecahkan secepatnya dan sefleksibel mungkin.
Dengan demikian pendelegasian wewenang adalah alat manajemen paling efektif dalam upaya mencapai sasaran organisasi melalui orang lain. Dalam hal ini, prinsip utama yang mendasari pendelegasian wewenang dari pimpinan organisasi kepada bawahan adalah desentralisasi pengambilan keputusan dalam organisasi.
Dengan adanya desentralisasi pengambilan keputusan dalam organisasi ini, diharapkan dapat dicapai keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
1. Pendelegasian memungkinkan manajer dapat mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan jika mereka menangani sendiri setiap tugasnya. Artinya, dengan pendelegasian wewenang, manajer dapat memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting. Dan dalam kerangka organisasional, delegasi wewenang dari atasan ke bawahan merupakan proses yang diperlukan agar organisasi dapat berfungsi lebih efektif da efisien.
2. Disisi lain, pendelegasian memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat digunakan sebagai alat untuk belajar dari kesalahan.
Demikian juga untuk organisasi sekolah, yang menjawab tantangan yang ada saat ini Pelatihan dan Pengembangan SDM adalah suatu jawaban dalam mempersiapkan SDM handal.

Daftar Pustaka

1. Drucker, Peter (1988). The Coming of the New Organization. Harvard Business Review. Jan-Feb 1988.
2. Dessler, Gary (2000): Human Resource Management, International Edition, 8th Ed. Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.
3. Nick Blanchard, Effective Training: System, Strategies and Practices.Prentice Hall, New Jersey.1999

10/20/2008

Tradisi

BEBERAPA UNSUR UNSUR DARI TRADISI YANG DAPAT MENGHAMBAT PROSES BERPIKIR
Oleh :
C.Richard Mandalora, M.Handojo, Aris Ferdianto.

I.PENGANTAR

Tradisi dalam keluarga atau masyarakat ikut memegang peranan penting dalam pembentukan watak seorang anak. Bila tradisi itu dapat memberi pengaruh positif terhadap perkembangan mental seorang anak, maka hasil perkembangan itu akan memberikan kontribusi yang baik terhadap proses belajar dan bertumbuh dari sianak, tetapi sebaliknya bila tradisi tersebut memiliki sisi negatif, maka situasi ini dapat menjadi salah satu hambatan dalam diri si anak. Pengaruh tradisi terhadap perkembangan proses berpikir kreatif, merupakan salah satu topik yang perlu mendapat perhatian dalam masyarakat, agar mereka menyadari keadaan yang ada sebenar-benarnya sehingga dapat menyelaraskan tradisi dengan kemajuan yang diinginkan.
Pengertian Tradisi
Tradisi merupakan bagian yang amat penting dalam masyarakat. Kata 'tradisi' dapat dijelaskan sebagai: meneruskan informasi, kepercayaan serta kebiasaan-kebiasaan, baik dengan kata-kata ataupun dengan teladan hidup dari satu generasi ke generasi lainnya tanpa petunjuk tertulis. Dengan kata lain, pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai dari satu generasi diwariskan kepada generasi keturunannya. Terdapat beberapa pendapat dan pengertian dasar yang ada :
- Tradisi adalah sesuatu yang dilakoni terus menerus dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama baik berupa perilaku, bahasa, pola pikir. (Nyoman Suartawan)
- Tradisi seringkali dianggap sebagai suatu kebenaran yang dipegang secara turun temurun dan tidak dipikirkan lagi.
- Tradisi, Menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.
Tradisional sering diartikan sebagai harta warisan dari generasi ke generasi dalam bentuk cultural artefact maupun cultural in action. Warisan-warisan ini antara lain misalnya adalah: Susunan pemerintahan local, bahasa local, berbagai nilai dan norma-norma kemasyarakatan, berbagai bentuk kepercayaan, berbagai bentuk ekspresi kebudayaan dan kesenian, semua ini adalah bagian dari apa yang diterimakan oleh sejarah itu.
Tradisional bekaitan dengan kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan segala ciri dan kekhasan yang ada dan melekat dengannya. Tradisional sebagai sebuah sifat mengemukakan 4 ciri, yaitu :
1.Pertama, ia memiliki jangkauan yang terbatas pada lingkungan kultur yang mendukungnya.
2.Kedua, ia merupakan perncerminan dari satu kultur yang berkembang sangat perlahan, karena dinamik dari masyarakat yang menunjangnya memang demikian.
3.Ketiga, ia merupakan bagian dari satu ‘kosmos’ kehidupan yang bulat yang tidak terbagi-bagi dalam pengkotakan spesialisasi.
4.Keempat, ia bukan merupakan hasil kreativitas individu-individu, tetapi tercipta secara anonim bersama dengan sifat kolektivitas masyarakat pendukungnya (Kayam, 1981:60).
Demikian juga degan pendapat lain yang mengatakan bahwa tradisi itu merupakan milik suatu kelompok pendukung kebudayaan tertentu (Sedyawati, 1981:39). Dari dua apendapat ini sebenarnya tradisi itu erat kaitannya dengan kebudayaan masyarakatnya.
Tradisi (tradition) sering juga dianggap sebagai adat-istiadat, yaitu suatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi system budaya dari satu kebudayaan untuk mengatur tindakan kehidupan manusia dalam kehidupan social (Suyono, 1985:4). Lebih jauh lagi dikatakan bahwa tradisi (tradition) biasanya digunakan untuk menggantikan kata yang berkaitan dengan masa lalu seperti kepercayaan, kebudayaan, nilai-nilai, prilaku dan pengetahuan atau keahlian yang mana diturunkan secara turun temurun dengan proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi selanjutnya dalam sebuah sosial masyarakat.
Demikian tradisi, maka tradisional yang berkaitan dengan kata sifat, maka sifat tradisi itu sendiri melekat dan juga sering digunakan sebagai persamaan dengan kebudayaan itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan etnologi (Seymour-Smith, 1990:279-180).
Pengertian Kreativitas
Terdapat beragam definisi yang terkandung dalam pengertian kreativitas. Menurut pandangan David Campbell, kreativitas adalah suatu ide atau pemikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna, dan dapat dimengerti. Definisi senada juga dikemukakan oleh Drevdahl. Menurutnya, kreativitas adalah kemampuan seseorang menghasilkan gagasan baru, berupa kegiatan atau sintesis pemikiran yang mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata.
Makna kata kreatif sendiri sesungguhnya berkisar pada persoalan menghasilkan sesuatu yang baru. Suatu ide atau gagasan tentu lahir dari proses berpikir yang melibatkan empat unsur berpikir: alat indera; fakta; informasi; dan otak. Arti kata kreatif di sini harus diarahkan pada proses dan hasil yang positif, tentu untuk kebaikan bukan untuk keburukan. Kreatif juga perlu dibenturkan dengan kesesuaian, konteks dengan tema persoalan, nilai pemecahan masalah, serta bobot dan tanggung jawab yang menyertainya. Dengan demikian, tidak setiap kebaruan hasil karya dapat dengan serta-merta disebut kreatif.
Ditinjau dari prosesnya, kreatifitas dapat dilihat sebagai kegiatan bersibuk diri yang berdaya guna, kreatifitas suatu proses ditekankan oleh banyak ahli. Hurlock (1978) Kreatifitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru ". Alfian (1983). " Kreatifitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai asfek kehidupannya.
Kreativitas, adalah sebuah proses menghasilkan sesuatu yang baru, bisa berbentuk gagasan atau obyek (benda).
Dalam otak kita kreativitas merupakan hasil kerja otak kanan (berfikir) yang bersifat imajinatif dan kaya ide.
Menurut Gagne: Ketrampilan intelektual (berpikir) adalah kapabilitas yang dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu obyek, dan menghubungkan konsep dan dapat menghasilkan suatu pengertian serta pemecahan masalah.
Logika
Logika bertujuan untuk menilai dan menyaring pemikiran dengan cara serius dan terpelajar & mendapatkan “kebenaran” terlepas dari kepentingan dan keinginan seseorang. Pikiran merupakan perkataan dan logika merupakan patokan, hukum atau rumus berpikir.
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

II.DESKRIPSI KASUS
Dalam suatu kasus seorang anak yang bertekad ingin melepaskan adanya segala pengaruh negatif dari lingkungan keluarga tempat dimana ia tumbuh dan dibesarkan, saat dewasa disadari bahwa ia harus berubah. Karena itu, ia terus belajar untuk berubah walaupun itu seringkali sulit dan memerlukan pengorbanan waktu dan perasaan yang tidak sedikit. Tidak sedikit pula yang terus terbelenggu olehnya dan membutuhkan waktu yang sangat lama dan bahkan seringkali gagal dalam usahanya untuk berubah. Hal ini disebabkan oleh pengaruh yang sangat kuat dari lingkungan, tempat ia tumbuh sebelumnya dan kurangnya motivasi, baik dari dalam maupun dari luar dirinya untuk berubah.
Tulisan ini bertujuan untuk memberi sedikit “kesaksian” tentang betapa sulitnya seorang anak yang dibesarkan dalam suatu lingkungan keluarga yang “menyakralkan” kebiasaan-kebiasaan tertentu demi berbagai alasa, tetapi justru kebiasaan-kebiasaan itu sangat merugikan si anak di masa depannya. Kebiasaan-kebiasaan, misalnya, makan bersama pada saat ada tamu, mengungkapkan pendapat dengan sopan dalam pertemuan keluarga, dan tampil di depan banyak orang pada acara keluarga seringkali tidak mendapat perhatian serius dalam keluarga, terlebih bagi keluarga yang berpendapat bahwa kebiasaan-kebiasaan itu bertentangan dengan sopan-santun atau nilai-nilai yang diyakini benar tanpa reserve dalam masyarakatnya. Umumnya, kenyataan di atas dapat kita temukan di keluarga bertradisi ketimuran yang terlalu kaku dan enggan menyesuaikan diri dengan perubahan nilai-nilai sosial universal.

III. ANALISIS KASUS
Beberapa Topik Bahasan Unsur Tradisi
Terdapat berbagai bermacam-macam unsur dari Tradisi yang ada dimasyarakat kita saat ini, namun dalam topik ini akan diambil beberapa unsur tradisi dimasyarakat saat ini, yang dianggap oleh penulis cukup memiliki potensi dalam menghambat proses kreativitas yang ada dimasyarakat, unsur-unsur tersebut adalah :
- Isu Gender.
- Differensiasi sosial: Pembedaan Ras/suku.
- Fanatisme sempit terhadap Agama dan Kepercayaan.
- Kepercayaan akan Ramalan.
- Kepercayaan akan Mitos.

1.Gender
Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki. Kesenjangan dapat dilihat dari faktor akses, partisipasi, manfaat, dan pengambilan keputusan (kontrol). Ketidakseimbangan berdasarkan gender (gender inequality) mengacu kepada ketidakseimbangan akses sumber-sumber yang langka dimasyarakat.
Kajian gender merupakan kajian tentang tingkah laku perempuan dan hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan. Gender berbeda dari seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis. Ini disebabkan yang dianggap maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai feminim dalam budaya lain. Dengan kata lain, ciri maskulin atau feminim itu tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata-mata pada perbedaan jenis kelamin (Wikipedia Indonesia).
Kesetaraan gender merupakan moment yang selalu menjadi perhatian di masyarakat kita masa kini maksudnya adalah agar perempuan mempunyai peran tawar dan posisi setara dalam kedudukan di masyarakat. Menghangatnya diskusi sekitar perempuan paling tidak disebabkan karena
a.Masih rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan, seperti bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan politik.
b.Tingginya tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak baik di rumah keluarga maupun ranah publik.
c.Rendahnya kesejahteraan dan perlindungan anak di berbagai bidang pembangunan, seperti bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi serta hukum.
d.Adanya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh hasil-hasil pembangunan.
e.Melekatnya sistem patriakat dan patrialisme dalam masyarakat secara tidak langsung membunuh ruang publik (public spare) bagi kaum perempuan.
Upaya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan adalah niscaya sebagai langkah pemberdayaan atas perempuan yang sudah lama tersubboordinasi oleh sistem sosial, politik pandangan superioritas atas laki-laki dan inferioritas atas perempuan harus dieliminasi perempuan dan laki-laki adalah setara. Kaum hawa seharusnya mendapat tempat yang sejajar dengan laki-laki, baik dalam dunia publik maupun domestik.
Adanya kesadaran kesamaan (equality) hak antara laki-laki dan perempuan patut dipelihara secara baik. Pemberdayaan perempuan merupakan kunci terwujudnya pembangunan yang adil sejahtera dan damai. Perempuan merupakan aset dan bukan beban yang apabila diberdayakan maka sebagian permasalahan bangsa akan dapat terselesaikan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghapus ketimpangan gender di samping upaya-upaya pergerakan perempuan yang menuntut persamaan-persamaan hak juga telah diatur dalam berbagai konvensi dan perundangan-undangan. Pada tahun 1976, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan deklarasi mengenai penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. selanjutnya karena konvensi tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 maka sejak tahun 1984 telah dibentuk Undang-undang Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 1984 meratifikasi konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Namun demikian upaya tersebut tidak akan berhasil dengan baik jika tidak di ikuti oleh perubahan dalam konstruksi sosial dan dekonstruksi sosial pada tahap awal akan berdampak pada perubahan persepsi masyarakat baik laki-laki maupun perempuan terhadap hubungan gender tersebut. Pada tahap selanjutnya, hal tersebut sekaligus juga akan dapat memperbaiki ketimpangan gender yang terjadi. Pemberdayaan perempuan membutuhkan adanya penanganan yang sistematis dan perlu adanya pemahaman akan realitas perempuan secara umum. (Gerbang Pemerintahan Propinsi Kalimantan Tengah).
26 Mei 2004 : 10 menteri pendidikan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia), menandatangani Deklarasi Bangkok tentang Kualitas dan Persamaan dalam Pendidikan (Bangkok Declaration on Quality and Equality in Education).
Respon terhadap realita : perempuan belum memperoleh kesempatan dan akses yang sama dengan laki-laki dalam dunia pendidikan.
Statistik : lebih 56% dari sekitar 104 juta anak yang tidak menikmati pendidikan adalah anak perempuan, dan lebih dua pertiga dari total 860 juta penduduk dunia yang buta huruf adalah perempuan.
- Pembatasan jenis kelamin dalam pekerjaan
- Laki-laki yang dianggap lebih “mampu”
- Perempuan “diperistri”
- Bias gender dalam pendidikan
- Dalam keluarga “pengasuh”
Konflik peran gender mengimplikasikan permasalahan-permasalahan kognitif, emosional, ketidaksadaran dan perilaku yang disebabkan oleh sosialisasi peran gender yang dipelajari di masyarakat yang seksis dan patriarkal.

2.Tindakan Pendifferensiasian Sosial Berlebihan
Konteks Diferensiasi Sosial dimasyarakat ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
1.Ciri Fisik, Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
2.Ciri Sosial, Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya: pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
3.Ciri Budaya, Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos).
Beberapa bentuk dari pada adanya Differensiasi Sosial dimasyarakat pada umumnya:
A.Perbedaan Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya. Ras atau golongan suku tertentu (budak) memiliki perbedaan hak dasar dalam suatu masyarakat.
B.Suku Bangsa (Etnis)
Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya.
C. Klen(Clan)
Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang 10 berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
D. Agama
Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya. Jadi diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama atau kepercayaannya.
E. Profesi (pekerjaan)
Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia sebagai umber penghasilan atau mata pencahariannya. Deferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat didasarkan ada jenis pekerjaan atau profesinya biasanya berkaitan dengan keterampilan khusus. Misalnya guru memerlukan keterampilan khusus seperti pandai berbicara,suka membimbing, sabar, dsb. Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok masyarakat, berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya:perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.
F.Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita. Ras atau suku tertentu (budak) yang masih dianggap tidak layak mendapat akses pendidikan/penghidupan yang sama .
Tindakan Differensiasi Sosial yang berlebihan oleh suatu kelompok dalam masyarakat tertentu terhadap kelompok lainnya, dapat menyebabkan suatu keadaan yang sangat menghambat kreativitas, ataupun kemajuan dalam masyarakat itu sendiri. Misalnya perlakuan ras negro dan suku Indian di Amerika Serikat pada masa lampau, hal tersebut merupakan suatu contoh situasi yang diciptakan oleh kelompok masyarakat tertentu untuk menindas kelompok masyarakat lainnya dengan adanya maksud dan kepentingan.Tindakan tersebut menyebabkan terjadinya hambatan kreativitas dan kemajuan bagi seluruh masyarakat yang ada.

3.Kasus: Kepercayaan Akan Ramalan Dan Mitos
A.Feng-Sui
Terdiri dari dua buah suku kata, didalam bahasa Cina yang berarti :
•Angin (Feng).
•Air (Shui).
Simbol kehidupan berdasarkan kekuatan Yin (negatif) dan kekuatan Yang (positif) yaitu sebagai konsep keharmonisan dan keseimbangan. Angin dan air bersama-sama menyatakan suatu kekuatan unsur alam yang mengalir dan mempengaruhi permukaan bumi dan kehidupan manusia.
Aliran energi (Chi): Energi meliputi alam semesta, bergerak, mengalir, tak kasat mata dan disebut dengan Chi/nafas
Keseimbangan Yin dan Yang: Dikenal melalui Taoisme, berasal dari kata “Dao” yang berarti tidak berbentuk
Contoh Pemakaian 1 :
Orang mempunyai unsur kelahiran kayu :
•Lebih banyak memakai pakaian gelap seperti hitam dan biru.
•Warna ini perlambang air karena air menghasilkan kayu maka orang yang mempunyai unsur kelahiran kayu akan menikmati keberuntungan.
•Hindari pakaian dominasi putih, abu-abu atau kuning emas karena warna ini berarti logam.
•Mengunakanlah materi ini seperti, pemilihan perabot rumah tangga, warna baju, warna kendaraan, dll.
Contoh Pemakaian 2:
HongSui komersil, Hongkong Bank, CMIIW, di seberang bank ini, ada satu gedung Bank lain, sejak bank yang lancip² itu berdiri, bank seberang ini selalu ketimpa berbagai macem masalah. Akhirnya dipanggil ahli HongSui untuk menganalisa, ternyata ada efek² dari gedung lancip² itu yang 'menusuk' langsung ke gedung seberang ini, yang katanya bawa efek buruk untuk bisnisnya.
Solusinya berdasarkan Feng-Sui :
Di gedung seberang ini dibangun 2 buah patung meriam , yang tujuannya untuk meredam efek 'menusuk' dari gedung lancip tsb.

B.Ramalan
Dalam kondisi dan situasi tertentu ramalan menjadi sangat dipercaya oleh kalangan masyarakat tertentu, sehingga ketergantungan dalam berbagai sendi aktivitasnya karena bersifat instan, misalnya:
- Kartu Tarot
- Primbon budaya Jawa (weton)
- Astrologi rasi bintang
- Palmistry garis tangan
Contoh Pemakaian :
Menghitung Neptu/ Weton hari lahir sebagai acuan menentukan baik buruknya rencana yang akan dilaksanakan.
Seseorang dengan Weton Rabu Pon, maka dalam hidupnya ia akan cenderung:
•Beruntung.
•Cermat dalam merencanakan sesuatu.
•Terbuka & tidak mudah putus asa.
•Mudah bergaul.
. Memiliki ketrampilan sosial.
•Suka pamer kekayaan/kepintaran.
•Ingin membuat kagum semua orang.
Sebagai contoh dilakukan juga untuk permasalahan lainnya dalam kehidupan sehari-hari seperti :
•Kecocokan pasangan dalam perjodohan.
•Hari baik untuk melakukan pernikahan.
•Kepindahan Rumah.
•Hari yang dianggap baik/buruk.
•Hari baik untuk membuka usaha.
C.Mitos
Keadaan yang diinstruksikan untuk diberlakukan dengan tidak memberikan alasan dan dasar yang tepat untuk dipercaya sebagai suatu kebenaran, sehingga akan langsung diinstruksikan saja kepada kerabat atau sesama masyarakat lainnya, misalnya:
- Duduk di atas bantal akan mengakibatkan bisulan.
- Makan/duduk di depan pintu akan mengakibatkan kesambet.
- Anak kecil nggak boleh makan otak akan mengakibatkan bodoh.
- Adanya urutan angka yang dianggap tidak baik.
Kasus diatas baik Feng-Sui, ramalan dan sejenisnya akan memberikan pandangan sempit kepada masyarakat yang mempercayainya sebagai suatu kebenaran. Hal ini disebabkan oleh paradigma yang dibangun sendiri oleh orang tersebut, akan berpengaruh kepada situasi dilingkungan yang diciptakan sendiri olehnya menurut gambaran ramalan yang dipercayainya sendiri. Hal inilah dapat berpengaruh sebagai hambatan bagi masyarakat untuk berkreativitas dan berkreasi.

IV.ALTERNATIF PEMECAHAN
Mencari alternatif pemecahan dan bagaimana tindak lanjut mengatasi berbagai situasi diatas, adalah merupakan suatu bentuk lompatan perubahan paradigma dimasyarakat. Dibutuhkan suatu semangat yang menyeluruh dari masyarakat untuk kesungguhan menerima hal baru yang lebih bersifat logis, baik melalui pendidikan formal/informal ataupun pandangan masyarakat lain yang dianggap rasional dan dapat mendorong suatu kemajuan.
Kasus Gender & Differensiasi Sosial:
1.Memberikan pendidikan dan pembinaan bagi seluruh lapisan masyarakat, melalui berbagai program nyata untuk menghargai posisi wanita ataupun masyarakat dengan ras/suku lain, untuk berperan bersama-sama mengembangkan kemampuan serta keahliannya secara profesional disetiap bidang.
2.Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi wanita ataupun masyarakat ras/suku yang berbeda untuk bertumbuh dan sesuai minat yang ada.
3.Memperbaharui pandangan wanita hanya sebagai pengurus keluarga sebatas memasak, mengurus anak, mencuci dll, ataupun pandangan masyarakat ras/suku lain hanya cocok untuk bekerja disuatu bidang saja.
Semangat pandangan persamaan hak harus ditularkan kepada seluruh masyarakat dengan perlahan namun pasti sehingga dapat memberikan pembaharuan pandangan.
Kasus Ramalan :
1.Memberikan pemahaman mendasar kepada masyarakat berdasarkan untuk menilai sesuatu berdasarkan logika dan rasio yang ada, melalui pendidikan dan tahapan sosialisasi lainnya.
2.Memberikan pendidikan spiritual yang baik dan mempraktekan dalam setiap situasi dimasyarakat.

Secara Umum dari contoh kasus-kasus diatas, perbaikan sistim pendidikan sekolah yang mutlak diperlukan sehingga mampu menghasilkan manusia kreatif yang memiliki budaya tinggi, cerdas, berpandangan luas, memiliki nilai rohani yang kuat untuk berkembang berdasarkan bidangnya masing-masing.
V.LANJUT DAN PENUTUP
Tradisi seharusnya dapat menjadi mitra dalam suatu kemajuan, dan bukannya menjadi hambatan. Tradisi dapat menjadi peletak dasar nilai-nilai dimasyarakat dalam menciptakan suatu kemajuan.
Berdasarkan fakta-fakta di atas, untuk itu para orang tua diharapkan untuk bersikap lebih fleksibel dalam mendidik anak-anak mereka. Mereka juga diharapkan untuk bersikap lebih selektif dan bijaksana dalam memilih nilai-nilai yang berguna bagi perkembangan mental anak-anak mereka. Ini tidak berarti mereka lalu terus meninggalkan segala nilai dalam masyarakat yang telah diwariskan dan dihormati secara turun-temurun. Yang lebih penting adalah memilih dan menyesuaikan nilai-nilai itu dengan perkembangan zaman.
Dan para orang tua pun sebaiknya suka dan membiasakan diri mencari informasi yang mendukung dalam mendidik anak-anak mereka, misalnya dengan membaca sumber-sumber tulisan, baik itu di buku maupun di internet yang membahas tentang pendidikan watak anak. Di samping itu, mereka pun dapat mengikuti acara televisi atau radio yang membahas hal yang sama secara teratur. Hanya orang tua yang bersikap proaktif yang dapat memahami perkembangan dunia anak-anak seiring dengan perjalanan waktu. Singkatnya, orang tua harus suka “menjemput bola” daripada “menanti bola”.
Secara umum, paralel dengan peribahasa “bahasa menunjukkan bangsa” kita dapat mengatakan bahwa anak menunjukkan keluarga (dan masyarakat) tempat ia berasal. Seorang anak yang berprestasi dan bertingkah laku baik akan menunjukkan hasil didikan keluarga. Sebaliknya, anak yang gagal dan berperilaku buruk akan menjadi aib bagi keluarga dan masyarakatnya. Karena itu, pendidikan keluarga, yang merupakan pendidikan awal dari segala tahap pendidikan, harus mendapat perhatian yang serius sedini mungkin, sehingga setiap anak akan berkembang sesuai dengan harapan keluarga dan masyarakat.
Tidak semua nilai dalam masyarakat itu buruk dan harus ditinggalkan, apalagi dimusnahkan dengan alasan “kampungan” atau “ketinggalan kereta”. Kita, khususnya para orang tua, dalam mendidik anak-anak mereka, perlu membuat interprestasi yang lebih arif-bijaksana – jangan serta-merta menganggap semua perbuatan anak lancang dan tidak sopan hanya karena kita terlalu kaku mempertahankan nilai-nilai yang ditafsirkan secara keliru. Karena sekali para orang tua mengajarkan yang salah, kesalahan itu akan berlanjut untuk waktu yang sangat lama bahkan seumur hidup, dan untuk memperbaiki sikap yang telah memfosil dan telanjur diyakini benar, diperlukan waktu yang tidak singkat, belum ditambah dengan korban perasaan dari si anak yang merasa telah, secara tidak langsung, menjadi korban diterapkannya nilai-nilai yang keliru.

10/09/2008

Pengembangan HRD

Manajemen Pelatihan Dan Pengembangan Sumber Manusia

Manajemen memiliki definisi sebagai usaha yang mengatur atau mengelola sumberdaya yang ada yang dimiliki suatu organisasidengan efektif dan efisien. Sedangkan Human Resources Management dapat dijelaskan sebagai suatu kegiatan yang terpadu dalam mengelola sumberdaya manusia sebagai individu dan sebagai anggota kelompok kerja untuk memaksimalkan kinerja sesuai dengan tujuan organisasi.
Manajemen Sumberdaya Manusia adalah suatu fungsi manajemen yang dilakukan oleh manajer untuk melakukan mengembangkan suatu anggota organisasi. Hubungan antara strategi suatu organisasi dengan manajemen SDM adalah bagaimana membentuk suatu pengembangan berbentuk fisik yang nyata (tangible) maupun berbentuk non fisik (intangible) dari suatu organisasi, dengan melalui suatu pola variabel pengembangan yang menitik beratkan kepada kompetensi, komitmen, keserasian dan efektifitas biaya.
Proses manajemen SDM, dalam pandangan yang pokok memiliki beberapa point aktivitas dasar, yaitu:
1. Perencanaan sumber daya manusia, hal ini didesain untuk memastikan bahwa personel akan terpenuhi secara memadai.
2. Rekrutmen, yang juga berkaitan dalam pengembangan cadangan calon karyawan sejalan dengan rencana sumberdaya manusia.
3. Seleksi termasuk menggunakan formulir lamaran, daftar riwayat hidup, wawancara untuk mengevaluasi dan menyaring calon karyawan.
4. Sosialisasi didesain untuk membantu orang yang terpilih menyesuaikan diri kedalam suatu organisasi yang baru dimasukinya. Perkenalan dengan rekan kerja baru serta diberikan secara ringkas adanya budaya, kebijakan yang ada diperusahaan tersebut
5. Pelatihan dan merancang program pengembangan, keduanya bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dalam pekerjaan, dan program ini disiapkan untuk menyiapkan karyawan sebelum dipromosikan.
6. Penilaian prestasi kerja dengan membandingkan prestasi kerja seseorang dengan standar tujuan yang dikembangkan oleh orang tersebut diposisi tersebut.
7. Promosi, mutasi, PHK, adalah proses bagaimana melakukan mekanisme promosi bagi karyawan berprestasi ataupun memindah bagiankan karyawan ke bagian lainnya sesuai kebutuhan yang ada, ataupun melakukan pemutusan kerja.

Dalam pengembangan manajemen SDM didalam suatu organisasi kerja terdapat beberapa paket tahapan, dimana didalam setiap paket tersebut terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan . Paket tersebut adalah :
1. Head Hunting
2. Pre-service packages.
3. In-service packages.
4. In-service packages.
5. Post service package
6. Pasca service package (re-employment)

Terdapat beberapa kegiatan dari paket tahapan diatas yaitu:
1. Pre-service Package
Adalah paket tahapan dari proses awal rekrutmen anggota suatu organisasi.
Recruitment : Mengidentifikasi Jenis & kualifikasi kerjadari setiap kebutuhan yang ada, menjelaskan proses & prosedur kerja, Menentukan alat ukur dalam melakukan pengukuran dan SDM pelaksananya.
Work Package : Training awal saat karyawan baru akan bekerja, mendapatkan potret kompetensi, masa percobaan karyawan, penempatan untuk posisi yang dituju.
2. In-service Package
Adalah paket tahapan dari proses ketika bekerjanya anggota dari suatu organisasi.
Melakukan adanya suatu pelatihan dan pendidikan bagi karyawan, melakukan konseling dan pembinaan terhadap karyawan, melakukan proses learning organization di organisasi tersebut, peningkatan jenjang karir kearah atas ataupun proses perpindahan antar bagian suatu karyawan.
3. Post & Pasca-service Package
Adalah paket tahapan dari proses setelah masa anggota dari suatu organisasi memasuki masa pensiun.
Melakukan adanya suatu pelatihan dan pendidikan yang diperuntukan bagi karyawan menjelang masa pensiun, kompensasi, Masa setelah melakukan karyabakti ataupun penempatan kembali.
Mekanisme Pengembangan SDM
Dalam mekanisme pengembangan SDM terdapat 3 tahapan utama yaitu: Input, Proses dan output.
- Didalam tahapan input terdapat tahapan recruitment yang memiliki kegiatan seleksi, Pre-service training, penempatan karyawan dan uraian tugas.
- Didalam tahapan proses terdapat 3 kelompok kegiatan yaitu: Development, Utilisasi, dan membentuk iklim kerja yang kondusif. Kegiatan development terdiri dari training, education, coaching & councelling, learning organization. Sedangkan yang tercangkup dalam kegiatan utilisasi adalah forecasting, recruitment, selection, placement dan compensation, sedangkan dalam kegiatan menciptakan iklim kerja yang kondusif dapat terdiri dari pengembangan organisasi.
- Didalam tahapan output maka terdapat hasil dari sumberdaya manusia yang kompeten, produktif, efektif dan efisien. Hasil ini dihasilkan melalui Plan Manage Development, yang dilakukan oleh personil SDM.
Terdapat berbagai pandangan mengenai Sumber Daya Manusia dalam era globalisasi saat ini dimana:
- Dianggap kodrat manusia adalah sebagai individu sosial yang harus dihargai.
- Perkembangan teknologi memberikan juga bantuan kemajuan dalam pelaksanaan tahapan terhadap bidang SDM disaat ini.
- Pandangan pada saat ini mengenai globalisasi dunia yang berkibat kepada ketatnya kompetisi untuk tenaga kerja yang berkualitas.
- Kebutuhan organisasi untuk selalu berkembang sehingga menuntut kebutuhan SDM yang berkembang pula.

10/05/2008

Sistim Manajemen Kinerja

Pengertian & Tujuan

Perfomance Management System (PMS), didalam bahasa Indonesia disebut juga Sistim Manajemen Kinerja (SMK), dapat dijelaskan pengertiannya sebagai :

Suatu proses dalam upaya menciptakan komitmen dan pemahaman bersama antara pekerja dan atasannya mengenai hal yang akan dilaksanankan dalam suatu bidang tugas, dan juga bagaimana cara dalam mencapainya. Menurut arti dari bahan lain yaitu : Bahwa Sistem Manajemen Kinerja (SMK) adalah suatu langkah untuk menciptakan pemahaman bersama tentang apa yang hendak di-capai perusahaan, unit kerja, atasan dan bawahan. SMK juga berarti proses bagaimana cara mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dilaksanakan, dan dipantau bersama serta metoda evaluasi/penilaiannya.[1]

Tujuan dari proses manajemen kinerja adalah menunjukkan suatu closed loop control system yang proaktif, dimana strategi fungsional dan korporasi dijabarkan ke dalam seluruh proses bisnis, aktivitas, tugas-tugas dan personil, serta feedback yang dimaksudkan melalui sistem pengukuran kinerja untuk memberikan keputusan manajemen yang tepat. Menurut bahan kuliah Bp.Marps tujuan SMK adalah: Mendorong kemampuan, perubahan perilaku dan menciptakan komitmen bersama antara pekerja dan atasannya guna mencapai peningkatan kinerja yang menjadi unggulan pribadi maupun perusahaan.

Kinerja.

Menurut Barry Cushway (2002) “Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.

Menurut materi kuliah DR.Marps Kinerja didefinisikan sebagai: Hasil kerja seorang pekerja yang merupakan bagian dari proses manajemen dalam organisasi yang dapat ditunjukan buktinya secara kongkret dan dapat diukur melalui perbandingan dengan standar kerja yang ada. Komponen-komponen dari kinerja sendiri meliputi:

  1. Hasil kerja.
  2. Pekerja, proses kerja atau organisasi.
  3. Terbukti secara kongkrit.
  4. Dapat diukur.
  5. Dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan.

Proses manajemen kinerja adalah proses mengenai pengaturan kinerja perusahaan yang seiring dengan tujuan serta strategi fungsional dan korporasinya. Tujuan dari proses manajemen kinerja adalah menunjukkan suatu closed loop control system yang proaktif, dimana strategi fungsional dan korporasi dijabarkan ke dalam seluruh proses bisnis, aktivitas, tugas-tugas dan personil, serta feedback yang dimaksudkan melalui sistem pengukuran kinerja untuk memberikan keputusan manajemen yang tepat. Esensinya, proses manajemen kinerja mendefinisikan bagaimana sebuah organisasi menggunakan berbagai sistem untuk mengatur kinerjanya.

Sistim Manajemen Kinerja

Kerangka ruang lingkup SMK bergantung kepada Grand strategi dan Rencana Strategis dari suatu organisasi yang ada. Melalui perangkat pendekatan berupa langkah-langkah penggunaan ISO, Balanced Score Card, TQM, dll, proses manajemen kinerja dapat dilakukan dalam suatu organisasi.

Tujuan Sistim Manajemen Kerja (SMK) adalah:

1. Meningkatkan prestasi kerja karyawan.

2. Meningkatkan produktivitas.

3. Meningkatkan minat dan pengembangan pribadi.

4. Perusahaan untuk dapat menyusun program pelatihan dan pengembangan karyawan.

5. Menyediakan alat, sarana untuk membandingkan prestasi kerja karyawan dengan tingkat gaji dan imbalan.

6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan perasaan dan pemikirannya tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya.

Sementara manfaat SMK yakni

a. Meyakinkan bahwa target dan proses kerja yang diharapkan dapat tercapai;

b. Tidak adanya tumpang tindih pekerjaan atau sebaliknya ada pekerjaan yang tidak tertangani;

c. Sebagai alat menerima dan memberikan umpan balik, sehingga karyawan dapat mengetahui kinerjanya di perusahaan dan terciptanya komunikasi yang efektif;

d. Sebagai alat pengembangan individu dan perusahaan.

Ciri-ciri dari Sistim Manajemen Kerja (SMK) adalah:

1. Jelas sasaran kerja dan ditetapkan bersama.

2. Fokus dalam penilaiannya adalah dalam 1 tahun.

3. Evaluasi kinerja bersifat partisipatif.

4. Menilai prestasi dan perilaku secara komprehensif.

5. Penilaian yang objektif.

6. Proses bimbingan yang berkelanjutan.

7. Rentan ranking penilaian yang lebih lebar.

8. Kinerja dikaitkan dengan imbalan.

9. Sasaran kerja aplikatif.

10. Sederhana penggunaannya.

Kompetensi Dalam SMK

Sesuai dengan pengertian kompetensi terdahulu yaitu: Kemampuan/keahlian dan karakteristik berupa pengetahuan, sikap perilaku dan ketrampilan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatan secara profesional, efektif dan efisien.

Dalam SMK terdapat beberapa elemen dari kompetensi, yaitu:

  1. Ketrampilan (skills).
  2. Pengetahuan (knowledge).
  3. Nilai/peran sosial (social role).
  4. Citra diri (Self concepts).
  5. Sifat (traits)
  6. Motif (motives).

Siklus Sistim Manajemen Kerja (SMK) terdiri dari operasi kegiatan-kegiatan:

1. Perencanaan

Yaitu dimana pada awal tahun penilaian, pekerja dan atasan menetapkan sasaran kerja.

2. Bimbingan

Dilakukan secara terus menerus/kontinyu dari hari kehari dan diformalkan pada bulan keenam ditahun penilaian.

3. Monitoring & Evaluasi

Dimana dilakuka diakhir tahun bersama-sama dengan review oleh atasan penilai untuk mendapatkan masukan bagi penghargaan kinerja (merit increase), pengembangan kinerja dan pelatihan, mutasi, corrective actions




Tolok Ukur Keberhasilan Sasaran Kerja

1. Kuantitas : Seberapa banyak produksi yang ingin dihasilkan?

2. Kualitas : Seberapa baik mutu hasil kerja yang ingin dicapai.

3. Biaya : Berapa alokasi biaya untuk mencapai sasara kerja.

4. Waktu : Kapan sasaran kerja/produksi dicapai

5. LK3 : Apa ukuran lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja

Prinsip Evaluasi Kinerja.

1. Tidak ada kejutan, konsisten dengan feedback.

2. Persiapan yang teliti (formulir evaluasi).

3. Jadwal yang tepat.

4. Partisipasi dan interaksi dua arah.

5. Hubungan individu dengan kinerja kelompok

6. Fokus mendatang (keberhasilan, permasalahan, solusi)

Langkah Pelaksanaan Evaluasi Kinerja.

1. Sampaikan tujuan dan topik diskusi.

2. Tetapkan rating kinerja.

3. Tetapkan rating kinerja.

4. Diskusikan faktor pendukung dan penghambat dalam mencapai prestasi kerja.

5. Ringkas trend kinerja dan ide-ide untuk peningkatan.

6. Tetapkan waktu untuk pertemuan selanjutnya untuk penetapan sasaran kinerja periode berikutnya.


[1] Bahan Lokakarya Sistem Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi Menjaga Harmoni Membangun, PT Asuransi Jasa Indonesia, 2008.


Bacaan & Referensi Dr. Marps Marpaung, 2008