11/16/2008

Inspeksi/Pengawasan Bangunan & Fasilitas Sekolah

Oleh : C.Richard Mandalora
Inspeksi/pengawasan adalah suatu pengertian dalam tindakan yang dilakukan untuk mengamati, meneliti, mengawasi dengan tujuan memberikan suatu kesimpulan terhadap keadaan yang diamati. Tindakan inspeksi dilakukan dengan sengaja dan dapat direncanakan secara rutin untuk mengambil kesimpulan dari apa yang diamati. Biasanya tindakan inspeksi dilanjutkan dengan tindakan yang dianggap perlu untuk dilakukan, menyangkut hasil penilaiannya.
Terdapat 3 daerah tindakan menyangkut respon dari inspeksi, yaitu:
1. Tindakan prevention (menjaga).
2. Tindakan Correction (memperbaiki).
3. Tindakan servicing (perawatan).
Dalam bangunan sekolah ketiga kegiatan itu dilakukan khususnya untuk memastikan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik.
Faktor Penyebab Kerusakan Bangunan Sekolah
Terdapat siklus manfaat dalam suatu pengadaan bangunan umum, masa siklus tersebut yaitu: Masa Perencanaan, masa pembangunan, masa operasional dan masa pemeliharaan.
Pada tulisan ini akan lebih difokuskan kepada siklus pada masa pemeliharaan bangunan. Siklus masa pemeliharaan bangunan merupakan suatu masa dimana dilakukannya berbagai tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi dari fasilitas yang ada. Proses pemeliharan dilakukan terhadap keadaan fisik bangunan dan berbagai komponen yang ada didalamnya. Pemeliharaan tersebut dilakukan dengan metode/prosedur tertentu yang dilakukan terhadap berbagai peralatan Mechanical, Elektrikal, landscape, dan fungsi dan keadaan bangunan.
Metode/prosedur yang ada harus disesuaikan dan dibuat berdasarkan keadaan, kebutuhan dan penanganan dari masing2 bagian fasilitas, ataupun perangkat M & E.Terdapat beberapa penyebab dari kerusakan bangunan, yaitu :
1. Faktor Usia Bangunan.
- Penurunan kualitas bangunan disebabkan oleh pengaruh gaya yang bekerja dari luar komponen bangunan ataupun dari dalam bangunan itu sendiri dalam hal ini pengguna bangunan. Pengaruh gaya yang bekerja secara jangka panjang akan mengakibatkan retakan ataupun getaran yang berlangsung lama bagi bangunan juga akan mengakibatkan keretakan.
- Faktor pengaruh gesekan ataupun tumbukan Kepada bangunan dalam jangka panjang juga akan memberikan pengaruh kelelahan (fatique) pada bangunan sehingga dapt menyebabkan keretakan, keruntuhan ataupun kerusakan pada komponen lainnya.
- Faktor pengaruh cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama terhadap bangunan akan menyebabkan penurunan kualitas kekuatan dan keindahan bangunan.
2. Faktor Kondisi Tanah Dan Air Tanah.
- Pemilihan jenis dan struktur pondasi yang tidak tepat atas kondisi tanah yang ada serta kondisi air tanah yang ada, maka akan menyebabkan ketidak stabilan kondisi struktur bangunan, bisa terjadi penurunan bangunan ataupun keretakan struktur yang cukup fatal akibatnya.
- Permukaan air tanah yang tinggi dapat menyebabkan proses perembesan air kepada struktur pondasi sehingga menerunkan kekuatan struktur pondasi
3. Faktor Kondisi Angin
- Pengaruh gaya angin yang bekerja pada bangunan dapat menyebabkan efek puntir/torsi yang besarannya tergantung dari besar angin yang bertiup, hal ini terjadi terutama pada bangunan tinggi sehingga diperlukan perhitungan struktur yang lebih hati2 dan matang.
4. Faktor Gempa.
- Pengaruh gempa perlu diperhitungkan karena di Indonesia merupakan daerah resiko utama. Kerusakan yang terjadi dapat terjadi keretakan ataupun keruntuhan yang diakibatkan kondisi struktur bangunan yang kurang memadai.
5. Faktor Mutu Bahan.
- Pengaruh mutu bahan yang kurang baik pada saat pelaksanaan bangunan dapat menyebabkan keretakan, penyimpangan hasil pekerjaan struktur. Misalnya pasir kurang baik akan menyebabkan keretakan pada permukaan dinding ataupun plesteran bangunan, pada pengecoran beton akan menyebabkan mutu beton yang kropos/lembek.
6. Faktor Kesalahan Perencanaan dan Pembangunan.
- Perencanaan ataupun pembangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan prosedur akan menyebabkan kerusakan jangka pendek ataupun jangka panjang suatu bangunan.
- Perencanaan yang kurang baik dapat juga mengakibatkan tidak optimalnya penggunaan bangunan nantinya, maka harus dilakukan dengan studi yang mendalam.
Inspeksi Bangunan
Perlu mengenali berbagai tipe kerusakan bangunan sehingga dapat memberikan solusi tercepat dan tepat mengenai tahap perbaikan dan pemulihannya. Inspeksi bangunan rutin dilakukan untuk mendeteksi lebih awal kerusakan2 ataupun penyimpangan2 penggunaan bangunan dan berbagai fasilitas didalamnya.
Inspeksi dilakukan oleh seorang Inspektor yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar operasional gedung, ia akan membuat catatan mengenai kerusakan dan penyimpangan2 bangunan yang ada serta memberikan laporan untuk ditindak lanjuti.
Inspeksi pada bangunan dan fasilitasnya dapat digolongkan berdasarkan tipe kerusakan dan jenisnya kedalam beberapa bagian :
I. Berdasarkan Komponen Arsitektur.
II. Berdasarkan Komponen Struktur.
III. Berdasarkan Komponen Mekanikal dan Elektrikal.
IV. Berdasarkan komponen Prasarana dan Lingkungan.
V. Berdasarkan Komponen Keselamatan.
Inspeksi dilakukan berdasarkan lokasi yang terjadwal dan dalam waktu berkala secara tetap. Untuk memudahkannya dapat dibuat sebagai sebuah matrik hubungan didalam koordinat sumbu X & Y. Misalnya sumbu X=koordinat hasil pemantauan dan sumbu Y=adalah koordinat variabel lokasi inspeksi.
Berdasarkan Komponen Arsitektur.
1. Atap Berbahan Keramik/beton: Tipe kerusakan: Retak, pecah, lumutan, rembesan, berkarat, dan bocor.
2. Atap Berbahan Sirap: Bahan kayu, Tipe kerusakan: Belah, lumutan, busuk dan bocor.
3. Atap Lembaran: Bahan seng, alumunium, serat, logam ringan, Tipe kerusakan: Pecah, retak, karat, lapuk, patah.
4. Atap Polymer: Bahan polymer, Tipe kerusakan: Sobek, pecah, lapuk.
5. Bubungan Atap: Bahan Seng, asbes, lembar polycarbonat, genteng + Adukan, Tipe kerusakan: Pecah, patah, lapuk, sobek.
6. Talang dan Jurai: Bahan lembaran seng, lembar polymer, Tipe Kerusakan: Kerusakan yang terjadi adalah lapuk, berkaratnya bahan talang dan bocor, tersumbat, melimpahnya air hujan atau talang sobek.
7. Pipa Talang dan talang penampung: Bahan Seng lembaran, polycarbonat, PVC, Tipe kerusakan: lapuk, berkaratnya, bahan talang dan bocor, tersumbat, melimpahnya air hujan, sobeknya talang.
8. Penutup Lantai: Bahan keramik, Marmer, Granit, kayu papan/ polywood, floor hardener, Tipe kerusakan: Melendut, retak, lepas, terkelupas tidak merata, bocor.
9. Penutup Dinding: Bahan plesteran, keramik, marmer, granit, wall paper, kayu panel, aluminium panel, Tipe kerusakan: Retakan, terepas dan nosa kotor.
10. Penutup Plafond: Bahan organik, lembaran asbes, plywood, gypsum, alumunium, tripek, fiber board, Tipe kerusakan: Terlepas, melendut, bergelombang, busuk, hancur, berubah warna, luntur.
11. Pekerjaan Kusen: Bahan kayu, alumunium, baja, PVC,beton, Tipe kerusakan:busuk, lepas, karat.
12. Daun pintu dan jendela: Bahan kayu, alumunium, seng, baja, polymer, Tipe kerusakan: Penyusutan, Busuk, karat, lepas/macet engsel&kunci.
13. Pengecatan: Cat emulsi, arcrilic, minyak, Tipe keruskan: Retak rambut, mengelupas, berbelang-belang.
Berdasarkan Komponen Struktur.
1. Pondasi: Bahan beton, baja, paasngan batu, Tipe kerusakan: Penurunan, korosi.
2. Penurunan lantai: Penurunan yang merata, tidak merata, penggerusan local.
3. Tiang dan balok: keretakan akibat buckling ataupun lendutan diambang batas.
4. Rangka atap baja: Bahan Kayu, baja, Penurunan akibat beban berlebih dan lendutan pada gording dan kaso2.
5. Rangka langit2: Bahan Kayu, baja, Penurunan, Serangan serangga,patah, rangka lepas dari dinding.
6. Struktur Basement: Tipe kerusakan kebocoran, deformasi, uplift
Berdasarkan Komponen Mechanical & Electrical.
1. Instalasi Air minum dan kotor
2. Instalasi listrik
3. Instalasi penangkal petir.
4. Instalasi vertikal.
5. Instalasi Generator Set.
Berdasarkan komponen Prasarana dan Lingkungan
1. Penghijauan lahan longsor
2. Perbaikan longsoran.
3. Perbaikan elevasi bangunan setelah banjir.
4. Kondisi Jalan lingkungan dan Saluran.
Berdasarkan Komponen Keselamatan.
1. Komponen Kebakaran
2. Peralatan bantu keslamatan dalam sekolah
3. Komponen Banjir
4. Komponen Gempa bumi

Tidak ada komentar: