1/08/2009

Pikiran Yang Dipetakan.



Oleh: C.Richard M

Konsep Mapping
Siswa sering diasumsikan sebagai pembelajar yang terampil dan mampu untuk mengerti dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat melalui teks. Bagaimanapun akhirnya terlihat bagaimana siswa mengalami berbagai kesulitan ketika harus mendefinisikan suatu informasi yang penting. Berakar dari masalah tersebut akhirnya terdapat pendapat dan konsep pengorganisasian yang dianggap baik (Bransford and Stein 1984; Schwartz, Bransford, and Sears 2005).
Sebuah konsep peta merupakan salah satu cara menggambarkan hubungan antara ide, gambar atau kata-kata, dengan cara yang sama bahwa kalimat diagram mewakili tata bahasa sebuah kalimat, sebuah peta jalan merupakan lokasi dari jalan raya dan kota, dan diagram sirkuit merupakan cara listrik yang sudah mendunia. Dalam konsep peta, setiap kata atau frase terhubung ke lain terkait dan kembali ke ide asli, kata atau frase. Konsep peta adalah untuk mengembangkan cara berpikir logis dan kemampuan belajar, dengan mengungkapkan dan membantu siswa bagaimana melihat setiap ide bentuk yang lebih besar secara keseluruhan.
Konsep pemetaan dikembangkan untuk meningkatkan belajar, hal ini maka sangat berarti dalam ilmu pengetahuan. Terdapat bukti penelitian bahwa pengetahuan akan disimpan dalam memori otak dan dapat diungkapkan kembali dalam dan upaya menerangkannya kembali. Di antara berbagai skema dan teknik untuk penggambaran ide, proses, organisasi, serta konsep pemetaan, maka akan dapat mencerminkan apa yang anda pikirkan tentang satu topik. Sebuah Konsep peta dapat lebih bebas melihat situasi yang nyata (abstrak) sehingga dapat digunakan di berbagai konsep keadaan.
Konsep teknik pemetaan dikembangkan oleh Joseph D. Novak dan tim penelitian di Cornell University di tahun 1970-an. Ia kemudian menggunakannya sebagai alat untuk meningkatkan pembelajaran, juga dalam ilmu pengetahuan dalam pendidikan, pemerintah dan bisnis. Konsep pemetaan ini dapat digolongkan sebagai tindakan membangun Konstruktif.
Novak's bekerja didasarkan pada teori kognitif Daud Ausubel (penulis teori), yang menekankan pentingnya pengetahuan sebelum mempelajari konsep baru: "Yang paling penting satu faktor yang mempengaruhi belajar adalah bagaimana sipelajar dapat membangun dari apa yang sudah diketahui”. Novak diajarkan sebagai siswa muda tahun ke enam untuk membuat konsep peta, yang lebih kepada fokus ke pertanyaan seperti" Apa itu air? " "What causes the seasons?" "Apa yang menyebabkan musim?" In his book Learning How to Learn , Novak menyatakan bahwa "berarti belajar melibatkan upaya menulis baru yang sebenarnya ada dalam struktur ketrampilan kognitif."
Konsep peta digunakan untuk merangsang terjadinya ide, dan dipercaya untuk membantu kreativitas. Misalnya, konsep pemetaan ini kadang-kadang digunakan untuk berkomunikasi dengan ide yang kompleks. Konsep peta yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan dan berusaha untuk:
•Penciptaan pengetahuan baru: misalnya, mengubah tacit menjadi sebuah organisasi sumber daya, pemetaan tim pengetahuan.
•Pemodelan pengetahuan dan transfer pengetahuan dari para ahli.
•Memfasilitasi penciptaan visi bersama dan pemahaman bersama dalam sebuah tim atau organisasi.
•Desain Instruksional: peta konsep digunakan sebagai konseptual awal untuk informasi dan pembelajaran.
•Pelatihan: peta konsep digunakan sebagai mewakili konteks pelatihan dan hubungannya dengan pekerjaan mereka.
•Peningkatan berarti dalam belajar:
•Berkomunikasi kompleks dengan ide-ide dan argumen:
•Meneliti dari kompleks ide-ide dan argumen yang terkait.
•Memperincikan seluruh struktur ide, pikiran, atau baris argumen (dengan tujuan spesifik menghindari kesalahan).
•Peningkatan metacognisi (belajar untuk belajar, dan berpikir tentang pengetahuan) .
•Meningkatkan kemampuan berbahasa.
•Menilai pelajar memahami tujuan belajar, konsep, dan hubungan di antara konsep yang ada.

Tidak ada komentar: