Proses Pembelajaran Yang Dilakukan Dialam Bebas
Oleh : C.Richard Mandalora
Pemberian program pembelajaran dibeberapa sekolah TK yang dilakukan dialam terbuka, anak-anak diperkenalkan kepada berbagai jenis tanaman, dan seluruh bagiannya. Pengenalan mengenai hewan yang ada misalnya kupu-kupu dan serangga lainnya dan bagaimana mereka hidup.
Pengenalan alam ini dimaksudkan sebagai memicu perkembangan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan diantaranya dengan mendorong si anak untuk mampu menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika, pengetahuan ruang dan waktu. Tak hanya itu, anak juga diarahkan untuk mempunyai kemampuan memilah, mengelompokkan, serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti. Hal tersebut sangat baik untuk membentuk pengaruh positif peningkatan strategi kognitif melalui faktor eksternal kepada internal dari si anak.
David Kolb 1984, mengemukakan gagasan mengenai konsep belajar berdasarkan pengalaman, dimana hal tersebut akhirnya berdampak sangat luas pada perancangan dan pengembangan model pembelajaran.
Experiental Learning itu sendiri berisi 3 aspek yaitu :
- Pengetahuan (konsep, fakta, informasi).
- Aktivitas (penerapan dalam kegiatan).
- Refleksi ( analisis dampak kegiatan terhadap perkembangan individu).
Ketiganya merupakan kontribusi penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran.
Dalam merancang pembelajaran dengan metode ini, terdapat 4 tahapan dari siklus yang harus dilalui si pembelajar yaitu :
1. Experiencing, suatu pengalaman kongkret.
2. Reviewing, observasi.
3. Concluding, pembentukan konsep abstrak.
4. Planning, mencoba hasil pembelajaran yang dialaminya.
Kegiatan yang dilakukan oleh para guru TK diatas merupakan suatu kegiatan yang
Sangat tepat, melalui model pembelajaran tersebut anak dapat belajar menarik kesimpulan sendiri dari apa yang dipelajarinya dilingkungan sekitarnya, melalui berbagai aspek pembelajaran baik kognitif, fisik, bahasa dan seni.
Standar Kompetensi Anak Usia Pra-Sekolah
Standar kompetensi anak usia Pra-sekolah adalah suatu standar dari kemampuan seorang anak pada batasan pra-sekolah (usia 0-6 tahun) yang proses pengamatannya didasarkan pada perkembangan anak dari beberapa aspek. Standar kompetensi ini akan digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum anak usia pra-sekolah.
Standar kompetensi anak pra-sekolah terdiri atas pengamatan dari perkembangan terhadap beberapa aspek dalam diri anak, sebagai berikut:
a. Moral dan nilai-nilai agama
b. Sosial, emosional, dan kemandirian
c. Bahasa
d. Kognitif
e. Fisik/Motorik
f. Seni
Terdapat pandangan yang benar dalam metode pembelajaran bagi anak TK, berdasarkan ulasan temuannya terhadap kondisi pembelajaran yang ada saat ini, dimana tujuan dari pembelajaran usia pra-sekolah tidak tepat dan sangat memaksakan anak, maka diberikan suatu wacana pembelajaran dialam bebas untuk merangsang perkembangan dari beberapa aspek sasaran internal anak TK. Wacana ini sangat baik dan tepat diberikan bagi anak-anak, dengan pengarahan yang baik dari gurunya memfasilitasi mereka bagaimana menerapkan siklus belajar berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar